Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
30 Ramadhan 1446 HMinggu, 30 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Jumat Agung Memperingati Apa? Ini Penjelasan dan Sejarahnya
27 Maret 2025 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jumat Agung ditetapkan salah satu hari libur nasional pada tahun 2025 yang jatuh pada tanggal 18 April. Sebenarnya, Jumat Agung memperingati apa?
ADVERTISEMENT
Bagi yang belum tahu, Jumat Agung merupakan salah satu momen penting dalam kalender liturgi Kristen yang diperingati setiap tahun pada hari Jumat sebelum Minggu Paskah. Perayaan Jumat Agung berlangsung khidmat dan penuh perenungan, karena umat diajak untuk mengenang penderitaan serta kasih pengorbanan Sang Juru Selamat.
Jika ingin memahami lebih dalam makna dan sejarah Jumat Agung memperingati apa, simak uraian di bawah ini!
Jumat Agung Memperingati tentang Apa?
Mengutip buku Merayakan Keragaman karya Ibn Ghifarie, Jumat Agung adalah hari untuk mengenang kematian Yesus Kristus di kayu salib. Peringatan ini jatuh setiap hari Jumat sebelum perayaan Minggu Paskah.
Dalam tradisi Kristen, Jumat Agung menjadi momen penting untuk merenungkan pengorbanan Yesus demi keselamatan umat manusia. Umat Kristiani biasanya mengerjakan ibadah dengan lebih khusyuk dan hening, karena itu adalah hari penuh duka dan perenungan akan penderitaan serta wafatnya Sang Juru Selamat.
ADVERTISEMENT
Jumat Agung memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Kristiani. Melalui penderitaan dan kematian-Nya, umat diajak untuk merenungkan kasih yang begitu besar dan tidak bersyarat dari Sang Juru Selamat.
Selain memperingati peristiwa penyaliban, Jumat Agung juga menjadi simbol pengharapan. Meski penuh duka, Jumat Agung tetap menjadi bagian dari rangkaian Paskah yang puncaknya adalah kebangkitan Kristus.
Itu sebabnya, Jumat Agung bukan sekadar hari berduka, tetapi juga hari penguatan iman di mana umat Kristiani meyakini bahwa dari penderitaan, akan ada keselamatan dan kehidupan yang baru.
Sejarah Jumat Agung
Jumat Agung memiliki akar sejarah yang kuat dan menjadi bagian penting dalam tradisi Kristen. Dalam Buku Katekisasi Komprehensif karya Pdt. Yan Antoni M. Th, Th.D dijelaskan bahwa peristiwa ini merujuk pada penyaliban Yesus Kristus yang terjadi sekitar tahun 30–33 Masehi di Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan dalam Injil, Yesus disalibkan pada hari Jumat atas perintah Pontius Pilatus, Gubernur Romawi, setelah mengalami berbagai bentuk penyiksaan dan pengadilan yang tidak adil.
Penyaliban Yesus diyakini sebagai pengorbanan terbesar untuk menebus dosa umat manusia. Sejak abad pertama, para pengikut Kristus mulai memperingati hari wafat-Nya dengan ibadah yang penuh khidmat. Lalu, tradisi ini berkembang menjadi bagian penting dalam kalender liturgi Gereja.
Sementara itu, dalam buku Menuju Hidup Bijak oleh Pdt. Pilipus Boediprayitno, D.Min., istilah “Jumat Agung” atau Good Friday dimaknai sebagai “Jumat yang baik” karena dianggap sebagai hari kemenangan atas dosa.
Disebut “agung” karena pada hari inilah Yesus Kristus menanggung hukuman dosa umat manusia melalui kematian-Nya di kayu salib. Meski penuh penderitaan, peristiwa ini dianggap mulia karena menjadi jalan keselamatan yang diciptakan Allah untuk umat-Nya.
ADVERTISEMENT
Selama berabad-abad, Jumat Agung diperingati dengan beragam cara oleh berbagai denominasi Kristen. Namun, inti dari perayaan ini tetap sama: mengenang penderitaan, kematian, dan kasih pengorbanan Yesus Kristus bagi keselamatan manusia.
(SAI)