Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kapan Batas Ganti Puasa Ramadhan 2023? Ini Penjelasannya
6 Februari 2023 10:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kurang dari dua bulan lagi, umat Muslim di seluruh dunia akan menyambut bulan suci Ramadhan . Sebelum itu, kaum Muslimin harus memastikan bahwa dirinya telah mengganti puasa Ramadhan yang lalu jika ada yang batal karena sebab tertentu.
ADVERTISEMENT
Puasa ganti Ramadhan disebut juga dengan puasa qadha. Puasa ini wajib dilakukan oleh seseorang yang melewatkan puasa Ramadhan karena udzur tertentu.
Mengutip buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-Hari oleh KH. Muhammad Habibillah, udzur tersebut antara lain musafir, orang sakit, haid dan nifas, muntah dengan sengaja, serta makan dan minum dengan sengaja.
Kewajiban ganti puasa Ramadhan ini didasarkan pada firman Allah sebagai berikut:
“Barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib pula bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seseorang miskin. Barang siapa yang dendam kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itulah yang lebih baik baginya. Berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)
ADVERTISEMENT
Lalu, kapan batas ganti puasa 2023? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Batas Ganti Puasa Ramadhan 2023?
Mengutip Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah tulisan Nur Solikhin, waktu mengganti puasa Ramadhan cukup panjang, yakni antara bulan Syawal hingga Ramadhan berikutnya. Artinya, seseorang yang memiliki utang puasa wajib membayarnya sebelum Ramadhan 2023 datang.
Meski waktu menggantinya cukup lama, umat Muslim dianjurkan untuk membayar utang puasa sesegera mungkin agar bisa terlepas dari beban kewajiban yang mengikatnya. Seseorang yang punya tanggungan puasa wajib tapi belum membayarnya, sama saja ia berutang kepada Allah SWT.
Maka, haram hukumnya bagi seseorang menunda puasa qadha tanpa alasan yang sah. Namun, karena penundaan tersebut dikarenakan udzur, maka dibolehkan dan tidak berdosa.
ADVERTISEMENT
Tata Cara Ganti Puasa Ramadhan
Ada dua pendapat terkait cara pelaksanaan puasa qadha. Pertama, jika puasa yang ditinggalkan berurutan, cara membayarnya juga harus berurutan. Itu karena puasa qadha adalah pengganti puasa yang terlewati sehingga wajib dilakukan secara sepadan.
Kedua, pelaksanaan puasa qadha boleh dilakukan secara terpisah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Qadha puasa Ramadhan itu jika ia berkehendak maka boleh melakukan secara terpisah. Dan, jika ia berkehendak maka ia boleh juga melakukan secara terpisah.”
Jadi, seseorang boleh memilih untuk menjalankan puasa qadha secara berurutan maupun tidak berurutan. Jumlah puasa ganti Ramadhan disesuaikan dengan puasa yang ditinggalkan.
Namun, jika jumlah utang puasanya tidak diketahui atau lupa karena sudah terlalu lama, dianjurkan untuk membayarnya dengan jumlah hari yang lebih banyak. Misalnya, seseorang lupa dirinya punya utang puasa lima hari atau delapan hari. Maka, yang sebaiknya dipilih adalah delapan hari.
ADVERTISEMENT
Dalam syariat Islam , tidak ada niat khusus yang harus dibaca untuk mengamalkan puasa qadha. Namun, biasanya puasa ini dikerjakan dengan niat berikut:
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
(ADS)