Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kapan Malam 1 Suro 2024? Ini Tanggal dan Tradisi yang Umum Dilaksanakan
6 Juni 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu tradisi masyarakat Jawa yang diperingati setiap tahunnya adalah peringatan malam 1 Suro . Malam 1 Suro merujuk pada malam tahun baru di kalender Jawa.
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi masyarakat Jawa, malam ini dianggap sakral dan memiliki beberapa larangan serta tradisi yang dilakukan saat memperingatinya. Lantas, kapan malam 1 Suro 2024? Berikut informasinya.
Kapan Malam 1 Suro 2024?
Dalam buku Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa oleh Muhammad Sholikhin dijelaskan bahwa malam 1 Suro adalah malam sebelum tanggal 1 Suro dalam kalender Jawa. Momen ini bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriah.
Malam ini memiliki makna khusus bagi masyarakat Jawa, terutama bagi mereka yang masih memelihata tradisi dan budaya leluhur. Malam 1 Suro sering dianggap sakral dan penuh misteri.
Merujuk dari definisi malam 1 Suro di atas, dapat diketahui bahwa malam 1 Suro sendiri jatuh pada tanggal 1 Muharram. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 terbitan Kementerian Agama RI, tanggal 1 Muharam tahun ini diperkirakan jatuh pada tanggal 7 Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Tradisi Peringatan Malam 1 Suro
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, malam 1 Suro umumnya diisi dengan berbagai acara peringatan (tradisi suroan). Dirangkum dari penelitian Makna Filosofis Tradisi Suroan Pada Masyarakat Jawa di Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu oleh Yusantri Andesta, berikut berbagai tradisi yang dilaksanakan masyarakat Jawa dalam menyambut dan memperingati malam 1 Suro:
1. Siraman Malam 1 Suro
Siraman Malam 1 Suro merupakan ritual mandi besar dengan menggunakan air yang dicampur dengan kembang pada malam hari tepat pada tanggal 1 Suro. Ritual ini merupakan bentuk "sembah raga" dengan tujuan untuk menyucikan diri secara fisik.
Ini adalah bagian dari persiapan seremonial untuk memulai tirakat sepanjang bulan Suro. Selama bulan ini, seseorang diharapkan lebih ketat dalam menjaga dan menyucikan hati, pikiran, serta menjaga diri dari hal-hal yang negatif.
ADVERTISEMENT
2. Ziarah Kubur
Pada bulan Suro, masyarakat Jawa umumnya melakukan ziarah ke makam para leluhur mereka atau makam tokoh-tokoh penting yang telah berjasa bagi masyarakat dan bangsa.
Ziarah kubur ini tidak hanya untuk mendoakan arwah para leluhur tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada mereka. Tradisi ini juga bertujuan untuk mengingat asal-usul dan perjalanan hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi).
3. Kirab dan Jamasan Pusaka
Tradisi ini dilakukan untuk merawat dan melestarikan warisan serta kenang-kenangan dari para leluhur. Melalui kirab dan jamasan, pusaka-pusaka dibersihkan dan dihormati sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai dan falsafah hidup yang diwariskan oleh para leluhur.
4. Larung Sesaji
Larung sesaji adalah ritual sedekah alam dimana berbagai bahan ritual atau uborampe disajikan (dilarung) ke laut, gunung, atau tempat-tempat tertentu. Ritual ini merupakan bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada alam, yang dianggap sebagai pemberi kehidupan dan berkah bagi manusia.
ADVERTISEMENT
(SAI)