Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Kapan Sidang Isbat Lebaran 2025 Digelar? Ini Jadwal dari Kemenag
27 Maret 2025 14:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menjelang akhir bulan Ramadan, salah satu pertanyaan yang mulai ramai dibicarakan masyarakat Indonesia adalah kapan sidang isbat Lebaran 2025 akan digelar. Sidang ini sangat penting karena menjadi momen penentu dari pemerintah terkait kapan tanggal 1 Syawal atau Hari Raya Idulfitri tiba.
ADVERTISEMENT
Sidang isbat biasanya diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI dan melibatkan sejumlah pihak seperti MUI, BMKG, hingga ormas-ormas Islam. Jika tidak ingin ketinggalan informasi dan hasil penentuannya, simak jadwal sidang isbat Lebaran 2025 selengkapnya berikut ini.
Kapan Sidang Isbat Lebaran 2025?
Berdasarkan informasi resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia, sidang isbat penetapan awal Syawal 1446 H atau Lebaran 2025 akan digelar pada 29 Ramadan 1446 H, yang bertepatan dengan tanggal 29 Maret 2025.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang isbat dilakukan pada hari ke-29 dalam kalender Hijriah untuk menentukan awal bulan berikutnya. Penetapan ini menggunakan metode hisab dan rukyat, sesuai Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024.
Secara astronomis, ijtimak atau konjungsi terjadi pada pukul 17.57 WIB di tanggal tersebut. Namun, karena posisi hilal masih berada di bawah ufuk (berkisar minus 3 derajat di Papua hingga minus 1 derajat di Aceh), keputusan akhir akan menunggu hasil rukyat di berbagai titik pantau yang telah ditentukan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Tips Menyambut dan Merayakan Lebaran Idulfitri
Dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan oleh Abu Maryam Kautsar Amru, berikut adalah beberapa ketentuan syariat dalam menyambut dan merayakan Idulfitri yang sesuai dengan ajaran Islam:
1. Menentukan Awal Syawal dengan Ru'yatul Hilal
Menjelang akhir bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk melakukan ru’yatul hilal (melihat hilal) guna menetapkan 1 Syawal, yang menjadi hari Idulfitri. Aktivitas ini boleh dilakukan oleh siapa saja, baik individu, perwakilan ormas Islam, maupun lembaga resmi negara.
Namun, keputusan resmi penentuan awal Syawal ditetapkan oleh pemerintah setelah mempertimbangkan hasil observasi dari berbagai pihak. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
"Hari berpuasa adalah hari ketika kalian semua berpuasa, hari berbuka (Idulfitri) adalah hari ketika kalian semua berbuka, dan hari Iduladha adalah hari ketika kalian semua menyembelih kurban." (HR. Tirmidzi no. 697, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa Idulfitri adalah hari perayaan bersama, sehingga penting untuk menyepakatinya secara bersama.
2. Melaksanakan Sholat Idulfitri di Lapangan Terbuka
Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idulfitri secara berjamaah di lapangan terbuka atau masjid bersama kaum Muslimin lainnya. Ini merupakan salah satu bentuk syiar Islam yang menunjukkan kekompakan dan kebersamaan umat dalam merayakan hari besar keagamaan.
3. Merayakan dengan Sukacita dan Tidak Berpuasa
Hari Idulfitri merupakan hari kegembiraan dan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk merayakan dengan makan dan minum yang halal serta bergembira bersama keluarga dan sesama Muslim. Diharamkan untuk berpuasa pada hari ini.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, dari bekas budak Ibnu Azhar, ia berkata bahwa ia pernah menghadiri sholat Id bersama Umar bin Khattab RA. Umar berkata:
ADVERTISEMENT
Ketiga poin di atas merupakan bagian dari sunnah dan tuntunan dalam menyambut dan merayakan Idulfitri secara syar’i.
(SAI)