Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kapan Waktu Itikaf dan Berapa Lama Anjuran Melakukannya?
14 April 2023 11:31 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain memperhatikan syarat dan rukunnya, umat Muslim juga perlu mengetahui kapan waktu itikaf sebaiknya dilakukan. Tujuannya agar ibadah yang dikerjakan sah di mata Allah dan mendatangkan pahala kebaikan.
ADVERTISEMENT
Menurut Imam Syafi'i dalam buku Tanya Jawab Islam susunan PISS KTB, itikaf adalah aktivitas berdiam diri di dalam masjid yang dilakukan oleh seseorang dibarengi dengan niat. Ketika sedang melakukan itikaf di masjid , dianjurkan untuk memperbanyak melakukan ibadah sunnah, seperti shalat sunah, membaca Al-Quran, dan berdzikir.
Itikaf adalah amalan yang istimewa. Dalil melakukan itikaf pun tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 125.
"Bersihkanlah rumahKu untuk orang-orang yang tawaf, orang yang i'tikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud.” (Qs. Al-Baqarah: 125)
Kapan Waktu I'tikaf Sebaiknya Dilakukan?
Pada dasarnya, itikaf adalah ibadah yang dapat dilakukan kapan saja, karena tujuan utamanya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Namun, jika ingin melakukannya di bulan Ramadhan, kapan itikaf sebaiknya dilakukan?
ADVERTISEMENT
Menurut Muhammad Hambali dalam buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian, itikaf di bulan Ramadhan dapat dilakukan setelah memasuki 10 hari terakhir puasa. Anjuran ini juga tercantum dalam sebuah hadits.
Diriwayatkan oleh Aisyah ra, beliau berkata: “Bahwa Nabi saw melakukan itikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan itikaf setelah beliau wafat.” (HR. Muslim)
Berapa Hari Itikaf Dilakukan?
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai berapa lama itikaf perlu dilakukan. Simak perbedaan tersebut di bawah ini.
1. Pendapat Hanafiyah
Itikaf merupakan ibadah sunnah. Karenanya, tidak ada batasan berapa lama minimal itikaf harus dilakukan. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
ADVERTISEMENT
2. Pendapat Malikiyah
Batas waktu itikaf tidak kurang dari 10 hari, sedangkan batas minimalnya adalah sehari semalam. Pelaksanaan itikaf harus dilakukan oleh orang yang telah atau sedang melakukan ibadah puasa.
3. Pendapat Syafiiyah
Pendapat yang paling shahih di kalangan ulama mazhab Syafi"i menyatakan bahwa waktu minimal melakukan itikaf adalah lebih panjang dari waktu tuma'ninah dalam rukuk dan sejenisnya.
Selain itu, pelaksanaan itikaf tidak harus berdiam diri selama 24 jam di dalam masjid. Seorang Muslim dapat melakukan aktivitas lainnya di luar terlebih dahulu dan kembali ke masjid untuk melakukan itikaf.
4. Pendapat Hanabilah
Pelaksanaan itikaf dapat dilakukan sebentar, bahkan hanya berdiam diri dan memejamkan mata di masjid dinilai sah melakukan itikaf. Mengenai batas maksimal pelaksanaan itikaf, ulama hanabilah tidak membahasnya.
ADVERTISEMENT
(PHR)