Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Kearifan Lokal: Pengertian, Ciri-Ciri, Karakteristik, Fungsi, dan Jenisnya
18 September 2023 17:18 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Buku Ajar Kearifan Lokal Daerah Sumatera Selatan karya Dr. Syarifuddin (2021), kearifan lokal dapat menjadi entitas yang sangat menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya. Di dalamnya memuat unsur kecerdasan, kreativitas, dan pengetahuan lokal dari para ahli dan masyarakatnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal berarti kebijaksanaan dan kearifan dalam satu daerah atau tempat tertentu di masyarakat. Ini juga bisa merujuk pada gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, dan nilai-nilai yang luhur.
Kearifan lokal ini perlu dijaga kelestariannya oleh banyak pihak. Untuk mengetahui ciri-ciri, fungsi, dan jenis kearifan lokal, simak informasi lengkapnya dalam artikel berikut.
Pengertian Kearifan Lokal dan Maknanya
Menurut Pasal 1 butir 30 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa:
ADVERTISEMENT
“Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.”
Kearifan lokal juga bisa diartikan sebagai sistem pengetahuan masyarakat lokal atau pribumi (indigeneous knowledge system) yang bersifat empirik dan prakmatis. Sistem ini mengintegrasikan pengetahuan, budaya, dan kelembagaan serta praktik mengelola sumber daya alam.
Jadi sederhananya, nilai-nilai kearifan lokal diyakini kebenarannya oleh masyarakat. Kemudian, mereka menjadikannya sebagai acuan dalam bertingkah laku sehari-hari.
Kearifan lokal menjadi bagian dari budaya masyarakat yang tak terpisahkan. Keberadaannya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya.
Dijelaskan dalam buku Kearifan Lokal dan Kajian Etnis di Kalimantan Barat karya Irwan Ramadhan, dkk., kearifan lokal juga merupakan pandangan hidup dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Ini bisa digunakan untuk menjawab berbagai permasalahan dalam memenuhi kebutuhan mereka.
ADVERTISEMENT
Karena perannya begitu penting, masyarakat diminta untuk menjaga kearifan lokal agar tetap lestari. Sebab, kearifan lokal ini mencakup lintas budaya dan lintas etnik yang sangat luas.
Sehingga, kearifan lokal membentuk nilai budaya yang bersifat nasional. Hampir setiap budaya di Nusantara mengajarkan tentang gotong royong, toleransi, etos kerja, dan lainnya.
Di Indonesia, kearifan lokal memuat filosofi dan pandangan hidup yang mendalam di berbagai bidang kehidupan, meliputi tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan,dan lainnya.
Contohnya, kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo yang dikenal luas dalam arsitektur Jawa. Pendopo ini memiliki konsep ruang terbuka, sehingga menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu alat penyejuk udara.
ADVERTISEMENT
Ciri-Ciri Kearifan Lokal
Kearifan lokal memiliki ciri-ciri khusus yang bisa diamati oleh masyarakat. Dikutip dari buku Tersisihnya Kearifan Lokal di Era Digital karya Rumini (2022), berikut beberapa di antaranya:
Fungsi dari Kearifan Lokal bagi Masyarakat
Pada dasarnya, kearifan lokal sudah menjadi tradisi yang lekat dalam kehidupan masyarakat. Unsur utamanya mengandung nilai kehidupan yang tinggi dan layak digali atau dikembangkan oleh mereka.
ADVERTISEMENT
Fungsi kearifan lokal ini berkaitan erat dengan masuknya budaya luar dan aspek lain. Berikut uraian lengkapnya yang bisa Anda simak:
Karakteristik Kearifan Lokal
Selain ciri-cirinya, ada juga karakteristik kearifan lokal yang membedakannya dengan nilai-nilai lain. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini:
1. Kearifan lokal sebagai pemberi arah budaya
Kearifan lokal sebagai pemberi arah perkembangan budaya menjadi salah satu alat untuk mengarahkan masyarakat setempat agar tetap berperilaku sesuai dengan normanya. Ini berlaku meskipun telah terjadi berbagai perubahan yang berkaitan dengan perkembangan kondisi sosial masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dengan karakteristik ini, masyarakat cenderung menjaga nilai-nilai lokal yang mereka miliki. Kemudian, mereka juga bisa menerapkan cara hidup yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
2. Kearifan lokal sebagai alat kontrol sosial
Ini menjadikan masyarakat memiliki tanggung jawab akan keberlangsungan hidup dan hubungan sosial. Jadi, nilai-nilai luhur yang dianut masyarakat setempat tidak hilang, begitupun dengan kebudayaan dan tradisinya.
3. Kearifan lokal sebagai pertahanan budaya
Kearifan lokal sebagai pertahanan budaya, berarti kearifan lokal memiliki karakteristik yang mampu menjaga kebudayaan asli masyarakat. Ini berlaku dari perkembangan zaman maupun pengaruh budaya luar.
Dengan adanya kearifan lokal, nilai-nilai, tradisi dan kebudayaan masyarakat akan tetap lestari. Masyarakat pun dapat hidup sesuai dengan kearifan yang dimilikinya.
4. Kearifan lokal sebagai alat akomodasi budaya luar
Kearifan lokal mampu memilih dan menyesuaikan kebudayaan mana yang cocok dengan kebudayaan asli masyarakat setempat. Artinya, kearifan lokal tidak selalu menunjukkan cara hidup masyarakat yang tradisional, tetapi juga adaptif dan dapat menerima berbagai perkembangan yang ada.
ADVERTISEMENT
5. Kearifan lokal sebagai penyatu kebudayaan
Kearifan lokal mampu menyatukan budaya asli masyarakat setempat dengan budaya lain sehingga membentuk identitas kebudayaan nasional. Penyatuan budaya ini dapat terjadi karena masyarakat mengedepankan rasa toleransi dan saling menghormati.
Jenis-Jenis Kearifan Lokal
Kearifan lokal terdiri dari nilai, norma, tradisi, kepercayaan, mitos, ritual adat, kesenian, dan lain-lain. Ini berkaitan erat dengan hubungan antar manusia, manusia dengan alam, dan manusia Tuhannya.
Adapun kearifan lokal yang berkaitan dengan hubungan antar manusia dapat berbentuk ide-ide dan gagasan. Ini juga berhubungan dengan pergaulan masyarakat dan cara-cara yang digunakannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Sementara kearifan lokal yang berhubungan dengan alam bisa dilihat dari pengelolaan sumber daya dan lingkungan hidup. Di ranah hubungan manusia dengan Tuhan, kearifan lokal bisa berupa ajaran, perintah, dan larangan dalam suatu agama.
ADVERTISEMENT
Jim Ife, seorang profesor asal Amerika Serikat, membagi kearifan lokal menjadi beberapa bentuk. Dikutip dari buku Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal susunan Muhammad Japar, dkk., berikut penjelasannya:
1. Pengetahuan lokal
Setiap masyarakat yang tinggal di pedesaan, pedalaman, dan perkotaan pasti memiliki pengetahuan terkait lingkungan hidupnya. Pengetahuan tersebut bisa memuat perubahan dan siklus iklim, jenis-jenis fauna dan flora, kondisi geografi, demografi, dan sosiografinya.
Ini dapat terjadi ketika masyarakat mendiami suatu daerah dalam kurun waktu yang cukup lama. Sehingga, mereka mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan menjadikan kearifan lokal sebagai pengetahuan lokalnya.
2. Nilai lokal
Setiap masyarakat memiliki aturan dan nilai-nilai lokal yang ditaati bersama oleh seluruh anggotanya. Nilai-nilai ini mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhannya.
ADVERTISEMENT
Nilai lokal juga memiliki dimensi waktu, nilai masa lalu, masa kini, dan masa datang. Ragam nilai tersebut akan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan masyarakatnya.
3. Keterampilan lokal
Kemampuan bertahan hidup (survival) dari masyarakat dapat dipenuhi ketika mereka memiliki keterampilan lokal. Ini dapat berupa keterampilan sederhana, seperti berburu, meramu, bercocok tanam, dan membuat industri rumah tangga.
Keterampilan lokal biasanya hanya bisa memenuhi kebutuhan keluarganya masing-masing atau disebut dengan ekonomi subsisten. Keterampilan ini sangat bergantung pada kondisi geografi tempat di mana masyarakat itu tinggal.
4. Sumber daya lokal
Sumber daya lokal merujuk pada sumber daya alam yang bisa ataupun tidak bisa diperbarui. Masyarakat akan menggunakan sumber daya tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan tidak akan mengekploitasinya secara besar-besaran.
Apabila jumlahnya melimpah, sumber daya lokal juga tidak bisa dikomersilkan. Sebab sumber daya tersebut sudah dialokasikan untuk hutan, kebun, sumber air, lahan pertanian, dan permukiman. Kepemilikan sumber daya lokal ini biasanya bersifat kolektif atau comiterion.
ADVERTISEMENT
5. Mekanisme pengambilan keputusan lokal
Sebenarnya, masyarakat memiliki pemerintahan lokal sendiri yang disebut sebagai pemerintahan kesukuan. Suku merupakan kesatuan hukum yang memerintah warga untuk bertindak sebagai masyarakat setempat.
Biasanya, masing-masing masyarakat mempunyai mekanisme pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Ada yang melakukannya secara demokratis ataupun sepihak. Mereka juga kerap menganut paham “Duduk sama rendah berdiri sama tinggi.”
(MSD)