Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Kenapa Bulan Mei Terasa Lama? Ini Penjelasan Logisnya
27 Mei 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak warganet yang mengeluhkan pengeluarannya lebih boros dibandingkan bulan sebelumnya karena bulan Mei terasa begitu lama. Namun tahukah kamu alasan kenapa bulan Mei terasa lama?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ini hanyalah masalah persepsi belaka. Sebab, tidak ada penjelasan ilmiah yang menyatakan bahwa durasi bulan Mei lebih panjang dibandingkan bulan lainnya.
Keluhan warganet di media sosial seperti X, TikTok, dan Instagram memicu banyak respon. Ada yang berasumsi bahwa bulan Mei terasa lama karena banyak orang yang terlena setelah menghadapi libur Lebaran.
Selain itu, ada juga faktor lain yang turut memengaruhinya. Apa sajakah itu?
Kenapa Bulan Mei Terasa Lama?
Banyak meme dan guyonan berseliweran di laman X dan Instagram yang menyatakan bahwa bulan Mei terasa sangat lama. Warganet juga mengeluhkan soal pengeluarannya yang boros, uang yang cepat habis, dan tanggal gajian yang masih lama.
“Ngerasa gasih bulan Mei ini kek lama banget? Mana uang udah habis sehabis-habisnya lagi,” ucap @ibas404 dalam unggahannya di X.
ADVERTISEMENT
Kemudian, salah satu konten kreator X, Willy The Kid, juga turut melemparkan guyonan terkait masalah ini. Dengan gaya typing khasnya, ia menuliskan “km ngrasa bulan Mei lama bget mungkin krena kesepian aj sih.”
Masalah ini lantas menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Karena sebenarnya, bulan Mei yang terasa begitu lama hanyalah persepsi belaka.
Salah satu faktor yang memengaruhinya yaitu waktu libur Lebaran yang terlalu panjang. Mayoritas pekerja di Indonesia mendapatkan hak libur dan cuti bersama Idul Fitri sepanjang 8-15 April 2024.
Beberapa perusahaan juga ada yang menerapkan kebijakan WFH (work from home) sampai akhir bulan Mei kepada karyawannya. Kebijakan ini membuat mereka memperpanjang masa liburannya di kampung halaman.
Sehingga, mereka terlena dengan suasana dan menjadi lebih boros menghabiskan gaji . Beberapa di antaranya juga merasa bahwa masa kerja terasa begitu lama karena terlanjur libur panjang.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, tanggal gajian yang tak kunjung datang juga menjadi alasan kenapa banyak orang yang mengeluhkan bulan Mei terasa begitu lama. Mereka berusaha menghemat sisa uang yang ada hingga bertemu dengan tanggal gajian selanjutnya.
Bicara soal keluhan warganet yang merasa lebih boros dibandingkan bulan sebelumnya, sebenarnya fenomena ini wajar terjadi. Setelah libur Lebaran, mereka menerima gaji dan THR (Tunjangan Hari Raya), sehingga merasa memiliki uang simpanan yang cukup banyak.
Orang-orang pun tanpa sadar mengeluarkan uang terlalu banyak pada hal-hal yang tidak penting. Fenomena pemborosan inilah yang membuat mereka merasa menjalani bulan Mei lebih lama dibandingkan bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
(MSD)