Kenapa Imlek Identik dengan Hujan? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
5 Februari 2024 14:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Imlek adalah tahun baru Cina yang jatuh pada tanggal satu bulan pertama di awal tahun. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Imlek adalah tahun baru Cina yang jatuh pada tanggal satu bulan pertama di awal tahun. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perayaan Imlek kerap disertai dengan meningkatnya intensitas hujan. Alhasil, banyak dari masyarakat yang mempertanyakan kenapa Imlek identik dengan hujan?
ADVERTISEMENT
Secara umum, Imlek adalah tahun baru Cina yang jatuh pada tanggal 1 bulan pertama di awal tahun pada sistem penanggalan Cina. Ini merupakan perayaan tahunan yang selalu diperingati oleh masyarakat Tionghoa.
Imlek umumnya didominasi dengan warna merah serta beberapa ornamen, seperti lampion, jeruk, dan lain sebagainya. Selain itu, Imlek juga sering dikaitkan dengan turunnya hujan. Mengapa demikian?

Kenapa Imlek Identik dengan Hujan?

Kenapa Imlek identik dengan hujan? Sebab, perayaan ini sering kali berlangsung pada periode di awal tahun masehi, yakni waktu di mana Indonesia umumnya dilanda musim hujan. Foto: Pexels.com
Dalam buku Pendidikan Seni Rupa Estetik Sekolah Dasar karya Arina Restian dijelaskan bahwa Imlek atau yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek, merupakan perayaan tahun baru tradisional oleh masyarakat Tionghoa. Perayaan ini jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, sesuai dengan penanggalan Tionghoa.
Perayaan Imlek di Indonesia sering kali dirayakan pada awal tahun masehi, yakni di bulan Januari atau Februari. Menurut data yang dipaparkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di laman resminya, Januari dan Februari adalah periode di mana Indonesia umumnya mengalami curah hujan yang cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Imlek banyak dikaitkan dengan hujan karena perayaan ini sering kali jatuh pada periode di awal tahun masehi. Di mana pada waktu tersebut Indonesia umumnya sedang musim hujan.
Selain itu, Alex Cheung, dkk dalam buku Perayaan Tionghoa di Indonesia menyebutkan bahwa perayaan Imlek di Indonesia juga dilakukan untuk menyambut datangnya musim hujan yang diikuti oleh musim buah-buahan, seperti rambutan dan dukuh.
Jika tidak hujan, perayaan Imlek akan disertai dengan pertunjukkan dan perarakan barongsai, kilin dan liong, serta musik tambur untuk memperingati hari besar tersebut.

Makna Hujan bagi Masyarakat Tionghoa

Hujan sering dianggap sebagai simbol keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Foto: Pexels.com
Dikutip dari buku Jelajah Negeri Sendiri Catatan Perjalanan Merawat Nasionalisme terbitan Kompasiana, bagi masyarakat Tionghoa, hujan saat perayaan Imlek memiliki makna keberkahan, keberuntungan, dan rezeki.
ADVERTISEMENT
Hujan sering dianggap sebagai simbol keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Air yang turun dari langit diinterpretasikan sebagai berkah dan kesuburan, memberikan harapan untuk hasil panen yang melimpah dan kehidupan yang sejahtera.
Masyarakat Tionghoa sendiri punya kepercayaan soal hujan yang turun di momen Imlek sehingga menjadikannya sebuah ritual. Misalnya, di beberapa daerah ada kebiasaan membuka pintu dan jendela saat hujan Imlek untuk mengundang energi positif dan keberuntungan masuk ke rumah.
Hujan dalam perayaan Imlek juga diartikan sebagai harapan untuk masa depan yang cerah dan makmur. Ini mencerminkan keyakinan bahwa hujan membawa berkah, kebahagiaan, dan kemakmuran bagi keluarga.
Secara keseluruhan, hujan memiliki makna sebagai sesuatu yang positif dan diharapkan membawa kebaikan bagi masyarakat Tionghoa.
ADVERTISEMENT
(SAI)