Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Imlek Identik dengan Warna Merah? Ini Penjelasannya
28 Januari 2025 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Makna Warna Merah dalam Perayaan Imlek
Menurut kepercayaan orang Tionghoa , semua warna memiliki hubungan erat dengan setiap elemen-elemen dasar yang ada di dunia, seperti halnya warna merah yang identik dengan elemen api.
Hubungan antara warna merah dengan elemen api berkaitan dengan sifat-sifat yang mendominasi, seperti keberanian, kesuksesan, kepemimpinan, kepekaan yang tinggi, dan rasa percaya diri.
Dikutip dari laman Hindustan Times, warna merah digunakan sebagai simbol kerajaan dan memiliki peran penting dalam ritual-ritual di berbagai dinasti Tiongkok, seperti Dinasti Zhou, Han, Jin, Song, dan Ming.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi karena kebiasaan para kaisar yang sering meminta saran dari peramal istana untuk memilih warna yang diyakini membawa kemakmuran dan energi positif bagi pemerintahan mereka. Dan merah selalu dipilih sebagai warna utama.
Dikutip dari laman Startle, warna merah dalam perayaan Imlek tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sejarah, tetapi juga memiliki makna simbolis. Warna ini menyampaikan pesan keberuntungan dan kemakmuran di tahun baru yang akan datang. Merah menjadi lambang harapan agar segala kesedihan dapat berlalu dan digantikan dengan kebahagiaan.
Selain pada perayaan Imlek, warna merah juga sering digunakan dalam berbagai perayaan lain, seperti hari raya dan pernikahan.
Legenda di Balik Warna Merah dalam Tradisi China
Selain didasari faktor sejarah dan makna simbolis, warna merah dalam tradisi China juga berkaitan dengan sebuah legenda yang dipercaya oleh masyarakat China. Mengutip laman Prestige Online, legenda ini bercerita tentang seekor binatang buas atau monster bernama Nian.
ADVERTISEMENT
Nian digambarkan sebagai makhluk dengan tubuh setengah banteng dan kepala singa. Konon, setiap malam Tahun Baru Imlek, Nian akan meneror desa-desa yang dilaluinya dengan memangsa para penduduk, hewan ternak, dan hasil panen.
Untuk melindungi diri dari Nian, warga desa meletakkan makanan di depan pintu rumah dengan harapan Nian akan berhenti menyerang setelah menyantap makanan tersebut. Ternyata, Nian memiliki ketakutan akan tiga hal, yaitu api, kebisingan, dan warna merah.
Menyadari hal ini, warga desa mulai menghiasi rumah mereka dengan dekorasi merah, seperti chunlian dan jianzhi (potongan kertas China). Pada potongan kertas tersebut, mereka menuliskan karakter "Fu" yang berarti keberuntungan, dan menuliskannya terbalik untuk menarik nasib baik.
Selain itu, warga desa juga mulai mengenakan pakaian berwarna merah dan menyalakan petasan untuk menakuti Nian. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi tarian Nian, yang sekarang dikenal sebagai tarian barongsai. Tarian ini dilakukan setiap malam Tahun Baru Imlek untuk mendatangkan keberuntungan dan mengusir energi negatif.
ADVERTISEMENT
(RK)