Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kenapa India dan Pakistan Bermusuhan? Begini Awal Mulanya
8 Mei 2025 14:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
India menjatuhkan rudal di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan pada Rabu (7/5) pagi waktu setempat. Serangan yang disebut Operasi Sindoor ini mengakibatkan sedikitnya 31 orang tewas, termasuk seorang anak berusia 3 tahun, sebagaimana yang dilaporkan Al Jazeera pada 7 Mei.
ADVERTISEMENT
India mengklaim bahwa Operasi Sindoor merupakan balasan terhadap aksi Pakistan membombardir wilayah Kashmir yang dikelola India, Pahalgam, 22 April lalu. Akibatnya, sebanyak 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal tewas.
Pakistan membantah terlibat dalam serangan di Pahalgam tersebut. Mengutip BBC, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan bahwa serangan India kemarin tidak beralasan dan termasuk tindakan agresi yang kejam, sehingga tidak akan dibiarkan begitu saja.
Kini, konflik kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu semakin memanas . Tapi sebenarnya, kenapa India dan Pakistan bermusuhan?
Kenapa India dan Pakistan Bermusuhan?
Berdasarkan penjelasan dalam laman Council on Foreign Relations, konflik antara India dan Pakistan sejatinya muncul akibat pemisahan India Britania pada tahun 1947. Pemisahan tersebut membentuk Pakistan yang mayoritas Muslim, dan India yang mayoritas Hindu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, wilayah Jammu dan Kashmir diberi kesempatan untuk memilih negara mana yang ingin mereka masuki. Maharaja (raja Kashmir) awalnya menginginkan kemerdekaan, tapi akhirnya setuju bergabung dengan India.
Sebagai imbalan kepada Kashmir, India memberi mereka bantuan melawan para penggembala Pakistan yang menyerbu wilayahnya. Hal ini yang memicu Perang Indo-Pakistan selama setahun (1947-1948).
Konflik kedua negara akhirnya berhenti sejenak seiring disepakatinya Perjanjian Karachi 1949. Perjanjian gencatan senjata ini diawasi oleh anggota subkomite gencatan senjata PBB.
Namun, ketegangan sudah telanjur membara di antara kedua negara, sehingga peran tetap kerap terjadi setelahnya. Sebut saja perang besar-besaran pada 1965 dan perang singkat pada 1971 yang akhirnya mengakibatkan berdirinya Bangladesh.
Setahun setelahnya, India dan Pakistan berusaha kembali untuk mengatur hubungan bilateral menggunakan Perjanjian Simla 1972. Mereka pun sepakat membagi Kashmir menjadi dua wilayah administratif.
Pada 1974, konflik kedua negara tetangga ini memasuki dimensi baru karena mulai mengenal senjata nuklir. Pada 1989, Pakistan memanfaatkan gerakan perlawanan yang sedang berkembang di Kashmir-India untuk melemahkan kendali Negara Anak Benua itu.
ADVERTISEMENT
Manuver Pakistan memicu ketegangan dan kekerasan di area sengketa itu. Meskipun telah berupaya mencapai gencatan senjata pada 2003, tapi kedua belah pihak terus-menerus saling menuduh dan melanggar kesepakatan sampai sekarang.
Sepanjang tahun 2024, kekerasan semakin intens terjadi di Kashmir, karena India berupaya untuk mengonsolidasikan atau memperkuat kendali di wilayah sengketa. Kelompok militan melancarkan serangan yang secara khusus menargetkan pelancong dan pekerja India di wilayah tersebut.
Pada bulan Juni 2024, para militan menembaki sebuah bus yang membawa peziarah menuju kuil Hindu di kota Reasi. Serangan tersebut menewaskan 9 orang dan melukai lebih dari 30 orang.
Lalu pada Oktober 2024, serangan kelompok militan kembali menewaskan 7 orang di sebuah lokasi konstruksi untuk proyek terowongan yang menghubungkan Kashmir dengan wilayah utara Ladakh.
ADVERTISEMENT
Ketegangan makin meningkat pada 22 April 2025, tepatnya saat militan menyerang turis India di Kashmir dan menewaskan 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal. Serangan itulah yang dibalas India dengan peluncuran serangan rudal ke Pakistan pada Rabu (7/5) kemarin.
(DEL)