Konten dari Pengguna

Kenapa Kucing Tidak Masuk Surga? Ini Alasannya Menurut Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 Mei 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kucing, Salah Satu Hewan Kesayangan Rasulullah. Foto: muralird2008/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kucing, Salah Satu Hewan Kesayangan Rasulullah. Foto: muralird2008/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kucing merupakan salah satu hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW yang boleh dipelihara umat Islam karena tidak mengandung najis. Namun, jika memang hewan kesayangan Rasulullah, kenapa kucing tidak masuk surga?
ADVERTISEMENT
Dalam konteks sebagai makhluk ciptaan Allah, kedudukan hewan dan manusia dalam Islam adalah setara. Itu mengapa umat Muslim diperintahkan untuk peduli terhadap hewan dan dilarang menyiksa atau membiarkan mereka kelaparan.
Dalam beberapa hadits diceritakan bahwa hewan juga bisa menjadi alasan manusia mendapat ampunan dari Allah SWT atau sebaliknya. Salah satunya adalah hadits Imam Al-Bukhari yang menceritakan tentang pelacur Bani Israil yang dosa-dosanya diampuni karena memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan.
Tak hanya itu, keistimewaan hewan juga tercermin dalam Al-Quran di mana ada enam surat yang artinya merujuk pada nama-nama hewan. Mulai dari Surat Al-Baqarah (Sapi Betina), Surat Al-An'am (Hewan Ternak), Surat An-Nahl (Lebah), Surat An-Naml (Semut), Surat Al-Ankabut (Laba-laba), hingga Surat Al-Fil (Gajah).
ADVERTISEMENT

Kenapa Kucing Tidak Masuk Surga?

Ilustrasi Alasan Kucing Tidak Masuk Surga. Foto: muralird2008/Shutterstock
Pendapat kucing tidak masuk surga merujuk pada hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a dalam kitab Tafsir Al Thabari. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua makhluk pada hari akhirat kelak. Yaitu setiap hewan, burung-burung, dan juga manusia. Lalu Allah berkata kepada hewan-hewan dan juga burung, 'Jadilah kamu tanah'.”
Berdasarkan hadits tersebut, kucing yang merupakan hewan kesayangan Rasulullah SAW akan tetap menjadi abu atau tanah. Itu karena hewan bukan merupakan makhluk Allah SWT yang dibebankan menjalankan syariat (mukallaf), sehingga mereka tidak akan dihisab.
Berbeda dengan manusia, Allah telah memastikan bahwa setiap amal perbuatan manusia akan dihisab atau dihitung, bahkan untuk kebaikan atau kejahatan sekecil apa pun.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Q.S Az-Zalzalah: 7-8)
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Kucing Peliharaan. Foto: BoneStocker/Shutterstock
Lalu, bisakah manusia bertemu dengan kucing kesayangannya di akhirat?
Dalam laman Seekers Guidance yang dikelola Syeikh Faraz Rabbani, seorang ulama berkebangsaan Pakistan-Kanada, dijelaskan bahwa seorang Muslim bisa meminta apa pun kepada Allah SWT di surga, termasuk meminta bertemu dengan kucing kesayangannya.
Hal itu didasarkan dari hadits yang diriwayatkan Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya, bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:
“Ya Rasulullah, apakah akan ada kuda di surga?” Beliau bersabda, “Jika Allah memasukkanmu ke surga, niscaya kamu tidak akan menyangka digendong di atas kuda yang terbuat dari batu rubi merah, yang akan terbang kemanapun kamu mau di surga, namun hal itu akan terjadi.” Dan seorang laki-laki lain bertanya kepadanya, “Ya Rasulullah, apakah ada unta di surga?” Tapi Rasulullah tidak mengatakan sesuatu seperti yang dia katakan kepada teman laki-laki itu. Beliau bersabda, “Jika Allah memasukkan kamu ke surga, maka di dalamnya kamu akan mendapatkan apa saja yang diinginkan hatimu dan menyenangkan matamu.” (HR. Tirmidzi)
ADVERTISEMENT
(DEL)