Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Kisah Mushab bin Umair Duta Islam yang Syahid dalam Perang Uhud
17 September 2021 16:53 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Agar Cinta Bersemi Indah oleh M. Fauzil Adhim, Mushab berasal dari keluarga terpandang suku Quraisy. Beliau adalah seorang pemuda yang cemerlang, tampan, dan penuh dengan semangat jiwa kemudaan. Para sejarawan menggambarkan semangatnya dengan ungkapan "Seorang penduduk Mekah yang mempunyai nama paling harum".
Sebelum masuk Islam, Mushab adalah orang yang bertabur kekayaan dan kemewahan. Sesudah menyatakan ke-Islamannya di hadapan Rasulullah, kenikmatan dunia menjauh darinya.
Tubuhnya yang selalu dibalut dengan pakaian mewah berubah menjadi mengenakan pakaian yang compang-camping, bahkan nyaris tidak layak. Badannya yang dulu senantiasa penuh wewangian pun tak seperti itu lagi. Semuanya telah berubah, kecuali keimanannya, akhlaknya dan senyumnya.
Dakwah Mushab bin Umair sebagai Duta Madinah
Dikutip dari buku Biografi 60 Sahabat Rasulullah S.A.W. oleh Khalid Muhammad Khalid, Mushab bin Umair ditunjuk Rasulullah sebagai duta Madinah. Rasulullah menunjuknya guna mengemban tugas berat, yaitu mengajarkan agama kepada kaum Anshar dan menyiapkan Madinah untuk hijrah yang agung.
ADVERTISEMENT
Pada awal-awal masa tugasnya, senyuman Mushab bin Umair banyak berjasa dalam meluluhkan hati orang-orang musyrik yang memusuhinya, termasuk para pemimpin bangsa Arab. Ia mampu mengubah hati seseorang hanya dengan senyuman yang hangat dan santun setiap kali membawakan dakwahnya.
Mushab bin Umair melaksanakan amanah tersebut dengan berbekal dengan kecerdasan pikiran dan akhlak mulia yang dikaruniakan kepadanya. Hati para penduduk Madinah pun sangat terkesan dengan sifat zuhud, keluhuran, dan ketulusan Mushab hingga mereka berbondong-bondong masuk Islam.
Dengan kecerdasan dan kesungguhannya, Mushab telah membuktikan bahwa Rasulullah tidak salah pilih. Beliau benar-benar memahami misi yang ia bawa dan memperhatikan batasan-batasannya. Ia tahu bahwa dirinya adalah penyeru dan pembawa kabar agama-Nya yang mengajak manusia ke jalan yang lurus.
ADVERTISEMENT
Mushab bin Umair Sebagai Pembawa Panji
Hari demi hari dan tahun terus berlalu hingga Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah. Di satu sisi, kaum Quraisy semakin larut dengan kedengkian, mereka mulai mempersiapkan rencana untuk menghancurkan kaum Muslim.
Perang Badar pun tejadi hingga membuat kaum Quraisy hilang akal. Dalam perang ini, kaum Muslimin mendapatkan kemenangan yang gemilang. Padahal, dari segi jumlah, pasukan kafir Quraisy tiga kali lipat lebih banyak dari jumlah pasukan kaum Muslimin.
Dikutip dari buku Misi Rahasia Mush'ab bin Umair oleh Arifin Alfatih, kaum Quraisy datang kembali untuk membalaskan dendam atas kekalahannya di Perang Badar setelah setahun berlalu.
Kedatangan pasukan tersebut membuat Rasulullah berdiri di tengah pasukan Muslim untuk memilih seseorang yang membawa bendera Islam. Beliau memanggil Mushab bin Umair sebagai pembawa bendera panji kaum Muslimin.
ADVERTISEMENT
Pertempuran sengit berkobar dan perang terjadi begitu dahsyat yang dikenal sebagai Perang Uhud. Namun, sangat disayangkan para pasukan panah di Bukit Ainan melanggar perintah Rasulullah. Mereka meninggalkan posisi mereka di atas bukit karena melihat kaum Musyrikin mundur akibat kekalahan.
Gugurnya Mushab bin Umair
Akibat keteledoran tersebut, kemenangan kaum muslimin berubah menjadi kekalahan. Pasukan kaum Muslimin dikejutkan dengan serangan balik pasukan berkuda Quraisy yang mengepung di atas bukit secara mendadak. Mereka menyerang pasukan Muslim yang saat itu dalam keadaan lengah dengan pedang-pedang yang haus darah.
Ketika musuh melihat kekacauan dan ketakutan memporak-porandakan barisan pasukan Muslim, mereka memusatkan serangan untuk membunuh Rasulullah. Mushab bin Umair menyadari bahaya tersebut. Beliau mengangkat bendera tinggi-tinggi dan mengumandangkan takbir laksana singa mengamuk.
ADVERTISEMENT
Mushab bin Umair melompat, mengamuk, dan berputar membabi-buta menghadapi musuh. Beliau bergerak dan berperang seorang diri bagaikan satu pasukan besar dan banyak. Sebelah tangannya memegang bendera dengan hormat, dan satu tangannya menebaskan pedang dengan gagah berani.
Mushab bin Umair gugur setelah Ibnu Qamiyah menusukkan tombak hingga patah menembus tubuhnya. Dengan gugurnya Mushab, bendera Islam pun ikut jatuh. Beliau gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada.
Ketika pertempuran sengit itu berakhir, jasad Mushab ditemukan dalam keadaan telungkup menyembunyikan wajahnya yang berlumuran darah ke tanah. Seolah-olah tubuh yang kaku itu masih khawatir jika melihat Rasullah SAW tertimpa bencana.
Dengan pandangan penuh rasa iba, Rasullullah melihat ke arah burdah (kain) yang digunakan untuk membungkus jenazah Mushab seraya bersabda, “Dahulu ketika di Mekah, tidak ada seorang pun yang kulihat lebih halus pakaiannya dan lebih indah rambutnya selain engkau. Namun, sekarang, engkau gugur dengan rambut kusut masai dan hanya dibalut sehelai kain.”
ADVERTISEMENT
Dengan penuh arti, Rasulullah memandangi jasad-jasad syuhada yang gugur di medan pertempuran. Beliau bersabda, “Sungguh pada hari kiamat nanti, aku akan bersaksi bahwa kalian adalah para syuhada di sisi Allah.” Mushab bin Umair gugur bersama 70 syuhada lainnya sebagai diplomat pertama dan sebagai penjaga panji umat Islam.
(IPT)