Konten dari Pengguna

Kisah Nabi Yesaya yang Diutus untuk Bernubuat di Yerusalem

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
18 Oktober 2023 9:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kisah Nabi Yesaya dalam Alkitab. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kisah Nabi Yesaya dalam Alkitab. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Yesaya adalah nabi yang hidup pada masa Perjanjian Lama, yaitu sekitar abad 8 SM di Yerusalem, Israel. Nabi Yesaya berperan penting dalam perkembangan ajaran dan tradisi Kristen.
ADVERTISEMENT
Mengutip Britannica, nama Nabi Yesaya diambil dari Kitab Yesaya dalam Alkitab. Ia dipanggil untuk bernubuat sekitar tahun 742 SM, bertepatan dengan dimulainya ekspansi ke arah barat dari kekaisaran Asyur. Yesaya menyatakan bahwa peristiwa ini adalah peringatan dari Tuhan kepada orang-orang yang tidak bertuhan.
Sepanjang hidupnya, Nabi Yesaya telah memberikan nurbuat-nurbuatnya tentang Kristus yang kemudian dikutip dalam Perjanjian Baru. Simak kisah Nabi Yesaya selengkapnya lewat artikel berikut.

Kisah Nabi Yesaya

Ilustrasi Alkitab. Foto: Unsplash
Masih mengutip Britannica, peristiwa paling awal yang tercatat dalam hidup Nabi Yesaya adalah panggilannya untuk bernubuat. Nabi Yesaya diutus oleh Allah untuk menyampaikan nubuat di Yerusalem pada abad ke-8 SM atau sekitar tahun 742 SM.
Penglihatan atau ramalan Yesaya dipercaya menjadi faktor utama yang membuatnya menjadi seorang nabi. Dikisahkan bahwa ia “melihat” Tuhan yang diliputi dengan kemuliaan serta kekudusan ilahi. Berkat peristiwa ini, ia menjadi sadar atas kebutuhan Allah akan seorang utusan bagi bangsa Israel.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini terabadikan dalam Alkitab: “Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.” (Yesaya 6:1)
Meski merasa tidak mampu, Nabi Yesaya tetap menawarkan dirinya untuk melayani Allah. “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’ Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’” (Yesaya 6:8)
Setelah itu, ia ditugaskan untuk menyuarakan firman ilahi di Yerusalem tentang kedatangan Yesus Kristus sekaligus mengingatkan bangsa Israel akan kekudusan Tuhan.
Dijelaskan dalam jurnal Siapakah Dia: Sang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, dan Raja Damai? Studi terhadap Makna Teks Yesaya 8:23-9:6 oleh Marde Christian Stenley Mawikere, panggilan kenabian Yesaya memiliki misi untuk menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel yang keras kepala sampai Kerajaan Yehuda hancur.
ADVERTISEMENT
Kemudian aku bertanya: ‘Sampai berapa lama, ya Tuhan?’ Lalu jawab-Nya: ‘Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi.’” (Yesaya 6:11)
Ilustrasi umat Kriten membaca kisah Nabi Yesaya dalam Alkitab. Foto: Pixabay
Misi tersebut bukan tugas mudah bagi Nabi Yesaya. Sebab, sulit untuk membuat bangsa Israel percaya dan mau mendengarkan firman Tuhan tersebut.
Meski demikian, Nabi Yesaya tidak putus asa dan menyerah. Sebaliknya, ia terus memperingatkan bangsa Israel akan kejahatan dan hukuman yang menanti jika mereka tidak segera bertobat.
Nabi Yesaya berulang kali menegaskan bahwa Tuhan adalah Yang Maha Kudus. Ia berharap agar bangsa Israel menyadari itu dan bertobat. Sebab, tidak ada gunanya apabila mereka rajin mengadakan ritual tetapi tidak berhenti melakukan kejahatan.
ADVERTISEMENT
Melalui nubuat-nubuat yang disampaikannya, Nabi Yesaya juga menegur bangsa Israel yang lebih mengandalkan manusia ketimbang Tuhan. Padahal, kekuatan Tuhan itu lebih besar daripada kekuatan manusia.
Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim.
Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan Allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.” (Yesaya: 31:1-3)
ADVERTISEMENT
(ADS)