Konten dari Pengguna

Kisah Pertaubatan dan Bunyi Doa Nabi Adam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Mei 2023 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 27 Juni 2024 9:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi doa nabi Adam, foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi doa nabi Adam, foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Doa nabi Adam merupakan salah satu doa yang diabadikan oleh Allah dalam Alquran. Doa ini berisi permohonan ampun dan mengakui diri sebagai hamba yang merugi.
ADVERTISEMENT
Nabi Adam merupakan Nabi sekaligus manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Pada awal penciptaannya Nabi Adam as ditempatkan di Surga bersama pasangannya, yakni Siti Hawa.
Kisah Nabi Adam banyak dituliskan dalam Alquran, salah satunya adalah surat Al-Baqarah ayat 31.
Allah berfirman yang artinya:
"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar.” (Qs. Al-Baqarah: 31)

Doa Nabi Adam

Ilustrasi doa nabi Adam, foto: Pixabay
Sebelum mengetahui bunyi doa Nabi Adam, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai sejarah lahirnya doa ini. Hal ini bertujuan untuk memudahkan umat Muslim memahami dan memaknai doa Nabi Adam.

Kesalahan Nabi Adam dan Pertaubatannya

Mengutip buku Mutiara Doa Para nabi dan Rasull dari Al-Quran dan Hadits karya Ahmad Suhendra, pada saat Allah menciptakan Adam as, Allah memerintahkan kepada semua makhluk untuk bersujud kepadanya. Namun, terdapat satu makhluk yang menolak untuk bersujud, yaitu Iblis. Kemudian, Allah melaknat Iblis karena perbuatannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Allah berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : 'Sujudlah kamu kepada Adam,' maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Qs. Al-Baqarah: 34)
Hukuman yang diberikan oleh Allah kepada Iblis membuat mereka dendam kepada Adam. Sehingga mereka akan melakukan berbagai cara untuk menjerumuskan manusia khususnya Nabi Adam dan Siti Hawa pada kehinaan.
Iblis mengetahui bahwa Allah melarang Nabi Adam dan Siti Hawa untuk memakan buah Khuldi. Iblis lantas mencoba menghasut keduanya untuk memakan buah tersebut.
Bunyi hasutan Iblis tersebut diabadikan dalam surat Thaha ayat 120 yang artinya: "Wahai Adam, maukah aku tunjukan kepadamu pohon keabadian (pohon khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (Qs. Thaha: 120)
ADVERTISEMENT
Pada awalnya Nabi Adam dan Siti Hawa tidak tergoda, namun karena iblis menghasut secara terus menerus hingga pada akhirnya mereka memakan buah terlarang tersebut. Allah mengetahui perbuatan keduanya, kemudian menurunkan Nabi Adam dan Siti Hawa dari Surga.
Kisah mengenai murka Allah kepada Nabi Adam dan Siti Hawa dijelaskan dalam surat Al-Araf ayat 22.
“dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (Qs. Al-Araf: 22)
Selain menurunkan keduanya dari Surga, Allah juga memisahkan Nabi Adam dan Siti Hawa. Lama keduanya berpisah para ahli sejarah berbeda pendapat, beberapa riwayat menyebutkan keduanya dipisahkan selama lima ratus tahun. Namun beberapa ahli sejarah lainnya mengatakan bahwa keduanya hanya berpisah selama 40 tahun.
ADVERTISEMENT

Pertaubatan dan Bunyi Doa Nabi Adam

Setelah diturunkan dari Surga, Nabi Adam merasa bersedih dan menyesali perbuatannya. Hingga kemudian Allah mengajarkan sebuah doa dan cara bertaubat.
Doa yang diajarkan oleh Allah tersebut diabadikan dalam surat Al-Araf ayat 23 yang berbunyi:
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
Nabi Adam terus membaca doa ini hingga berpuluh-puluh tahun. Hingga kemudian Allah menerima taubatnya dan mempertemukan kembali ia dengan siti Hawa di Jabal Rahmah.
Doa ini juga dapat dibacakan oleh Umat Muslim yang hendak bertaubat. Doa ini berisi permohonan maaf seorang hamba kepada Tuhannya.
ADVERTISEMENT
(PHR)