Kisah Ubay bin Khalaf, Musuh Rasulullah yang Mati di Medan Perang

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2021 11:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ubay bin Khalf. Foto: pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ubay bin Khalf. Foto: pexels
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah Islam, disebutkan banyak sekali tokoh yang membangkang pada Allah Swt dan Rasul-Nya. Mereka enggan menyembah Allah dan senantiasa melakukan perbuatan dosa yang dilarang kepadanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu tokoh kafir yang terkenal dan kisahnya diabadikan dalam Alquran ialah Ubay bin Khalaf. Kisah tentangnya disebutkan melalui firman Allah dalam surat Yasin ayat 77-83.
Imam As-Suyuthi dalam Kitab Asbabun Nuzul mengatakan bahwa sebab turunnya ayat ini ialah karena sosok Ubay bin Khalaf yang selalu menentang kebesaran Allah Swt. Ia selalu menolak kebenaran agama Islam dan tak bosan menghasut kaumnya untuk menyembah berhala.
Ubay juga dikenal sebagai musuh Rasulullah SAW yang paling kejam. Kematiannya di medan perang menjadi kisah yang tak dapat dilupakan dalam sejarah Islam. Bagaimana kisahnya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Kisah Ubay bin Khalaf

Ubay bin Khalaf merupakan anggota dari kelompok Syu’bah al-Syak, yaitu komunitas elit Quraisy yang sangat membenci Rasulullah SAW. Mereka selalu memerangi Rasulullah dan membantah semua ajaran yang diberikan kepadanya.
Ilustrasi Ubay bin Khalf. Foto: pexels
Dikisahkan, pada suatu hari, Ubay bin Khalaf menemui Rasulullah di Mekkah seraya berkata, "Wahai Muhammad, saya memiliki kuda yang saya beri makan setiap hari. Saya ingin membunuhmu dengan menunggang kuda itu." Rasulullah pun menjawab, "Justru akulah yang akan membunuhmu, insya Allah."
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pada perang Uhud, Rasulullah sedang bersandar di tepi bukit, tiba-tiba Ubay bin Khalaf menemui beliau seraya berkata, "Wahai Muhammad, engkau tidak akan selamat."
Kaum Muslimin berkata, "Wahai Rasulullah, apakah perlu salah seorang dari kami mengikutinya?" Rasulullah berkata, "Biarkanlah ia."
Ketika ia mendekat, Rasulullah pun mengambil tombak dari tangan Harits bin Ash-Shimmah. Kemudian beliau mengibaskannya satu kali, sehingga orang-orang yang berada di sekelilingnya berlari seperti larinya lalat dari atas punggung unta.
Kemudian Rasulullah menghadang Ubay bin Khalaf dan menombak lehernya hingga ia jatuh dari kudanya. Ubay kembali kepada orang-orang Quraisy dengan luka di leher dan darah yang terus mengalir. la berkata, "Muhammad telah membunuhku."
Ilustrasi Ubay bin Khalf. Foto: pexels
Mereka berkata kepadanya, "Sungguh nyalimu telah hilang, padahal engkau adalah orang yang kuat."
ADVERTISEMENT
la menjawab, "Ia pernah mengatakan kepadaku ketika di Makkah, "Aku akan membunuhmu..!" sungguh, andai ia meludahiku pastilah itu telah menyebabkan kematianku."
Tak lama kemudian, Ubay bin Khalaf pun mati di Sarif, sebuah tempat yang berjarak 6 mil dari Mekkah. Ia wafat ketika pasukan Quraisy dalam perjalanan kembali ke Mekkah.
Mengutip buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 2 oleh Prof. Dr. Ali Muhammad, kisah ini menggambarkan keberanian Rasulullah dalam memerangi musuhnya. Saat itu, Ubay bin Khalaf bersenjata lengkap dan menggunakan baju besi. Meskipun demikian, Rasulullah mampu menikamnya dengan tombak dari celah kecil di antara bajunya.
Kisah ini menunjukkan kekuatan Rasulullah dalam berperang dan ketelitian beliau dalam memilih sasaran. Riwayat ini juga menggambarkan mukjizat Rasulullah SAW sebagai utusan Allah yang paling mulia.
ADVERTISEMENT
(MSD)