Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kondisi Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan Belanda
6 Mei 2021 16:54 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa penjajahan Belanda menjadi salah satu masa kelam yang pernah dialami oleh bangsa Indonesia . Pendudukan tersebut identik dengan beban kerja berat yang sangat menyiksa masyarakat Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Bahas Tuntas 1001 Soal IPS SD Kelas 4,5, dan 6 tulisan Forum Tentor (2009), kedatangan Belanda ke Indonesia didasari keinginan untuk mencari rempah-rempah. Pada abad ke-16, Belanda berlayar ke beberapa wilayah untuk mendapat rempah dan menyebarkan agama Kristen.
Pelayaran tersebut mengantarkan mereka ke Indonesia. Awalnya, Belanda datang untuk berdagang, namun keserakahan mendorong mereka untuk menguasai seluruh wilayah Nusantara.
Mengutip buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) oleh Nana Supriatna, dkk. (2006), Belanda mendirikan kongsi dagang VOC atau Veregnide Oost Indische Compagnie pada 1602 di Batavia untuk memperkuat kedudukannya.
VOC memegang hak kuat, yaitu Hak Octroi atau istimewa. Hak Octroi merupakan hak untuk mengeluarkan kebijakan tanpa meminta izin kepada pemerintah Belanda. Hak ini mencakup pencetakan uang, pendudukan daerah asing, pembentukan tentara, dan pengangkatan pegawai.
ADVERTISEMENT
VOC memiliki keinginan kuat untuk menguasai pusat perdagangan di Nusantara seperti Batavia, Selat Sunda, Makassar, Mataram, Maluku, Banten dan lainnya. Mereka berusaha mewujudkan keinginan itu dengan cara kejam, mulai dari politik adu domba hingga kebijakan yang menyiksa.
Kondisi Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan Belanda
Kondisi masyarakat Indonesia di masa penjajahan Belanda dipenuhi penderitaan. Politik adu domba keji yang dilancarkan Belanda hingga memicu perseteruan antara raja-raja di daerah. Alhasil, terjadilah perang saudara dan perebutan tahta kerajaan.
Tidak hanya itu, Gubernur Jenderal Daendels juga memaksa masyarakat Indonesia untuk kerja paksa membuat jalan sepanjang 1.000 km dari Anyer ke Panarukan. Kerja paksa ini menimbulkan banyak korban jiwa.
Masyarakat juga diperintahkan untuk mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya serta membangun Pelabuhan Merdeka. Tidak lama kemudian, Daendels digantikan Jansens yang akhirnya dikalahkan oleh Inggris.
ADVERTISEMENT
Pada 1816, Belanda kembali berkuasa dan menyiksa bangsa Indonesia. Gubernur Van Den Bosch memerintahkan rakyat untuk menjalankan politik tanam paksa untuk mengisi kas Belanda yang kosong.
Politik tanam paksa membuat rakyat semakin menderita. Sebab, mereka harus menanam 1/5 tanah dengan peraturan Belanda dan membayar pajak serta ganti rugi tanaman. Pada 1942, penjajahan Belanda di bumi Nusantara berakhir dan digantikan dengan penjajahan Jepang.
(GTT)