Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Konsep Kebahagiaan Menurut Islam dan Cara Mendapatkannya
16 Januari 2023 11:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kebahagiaan merupakan sebuah pencapaian yang diinginkan oleh semua orang. Meski begitu, konsep kebahagiaan menurut agama maupun masing-masing individu tentu berbeda. Lantas, bagaimana Islam memandang kebahagiaan?
ADVERTISEMENT
Menurut Mastori dalam buku Pemikiran Politik Dakwah Kontemporer, kebahagiaan menurut Islam tidak hanya berkaitan dengan kepuasan jasmani manusia, tetapi juga terhubung langsung dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT.
Kebahagiaan dalam pandangan Islam juga tidak dapat diukur dari banyaknya harta, kekayaan, status sosial, atau kemewahan lainnya. Jika manusia hanya mengukur kebahagiaan dari hal tersebut, tentu dirinya tidak akan pernah merasa puas.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait konsep kebahagiaan menurut pandangan Islam beserta cara mendapatkannya, simak penjelasan berikut ini.
Konsep Kebahagiaan Menurut Islam
Mengutip buku Mencari Islam Sebuah Ikhtiar Kokohkan Paham dan Kesadaran Beragama karya Ahmad Tamimi, konsep kebahagiaan menurut Islam adalah ketenangan hati dan kenyamanan jiwa yang diperoleh seorang hamba karena anugerah dari Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan dalam pandangan Islam pada dasarnya selalu bersumber dari hal-hal yang diperintahkan oleh agama. Untuk mencapai titik kebahagiaan tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan beribadah sesuai syariat Islam.
Dalam kitab Nashoihul ‘Ibad, orang yang bahagia menurut pandangan Islam memiliki tiga ciri-ciri, yaitu berhati alim, berperilaku sabar dalam menghadapi cobaan, dan selalu bersyukur dengan apapun yang dimilikinya.
Cara Mendapatkan Kebahagiaan Menurut Islam
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sumber kebahagiaan sejati dalam Islam adalah ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Untuk mendapatkan ketenangan yang dimaksud, umat Muslim harus terlebih dahulu meningkatkan keimanannya terhadap Allah SWT.
Orang yang menginginkan kebahagiaan tetapi lupa kepada penciptanya, semua akan menjadi sia-sia. Dalam surat Al-Fath ayat 4, Allah SWT berfirman:
ADVERTISEMENT
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ
Artinya: “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. Al-Fath:4)
Setiap Muslim yang ingin memperoleh kebahagiaan hakiki dapat melakukannya dengan beberapa cara. Dirangkum dari buku Pendidikan Agama Islam untuk Jenjang Perguruan Tinggi karya Fadhil Santosa dan Wawan Ridwan, berikut adalah cara yang dimaksud.
1. Selalu mengingat Allah SWT sebagai dzat yang maha memberi, menciptakan, dan menentukan kebahagiaan pada hamba-Nya.
2. Senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan rezeki yang telah Allah SWT berikan berapapun jumlahnya.
ADVERTISEMENT
3. Selalu ikhlas dalam beribadah dan melakukan perbuatan baik yang hanya ditujukan semata-mata untuk mengharapkan ridha dari Allah SWT.
4. Senantiasa bersikap tawakal, yaitu membebaskan diri dari segala ketergantungan selain Allah dan menyerahkan semua keputusan hanya kepada Allah.
5. Selalu berbuat baik dan menghindari perilaku jahat terhadap sesama.
(AAA)