Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Konsep Stratifikasi Sosial: Pengertian, Sifat, dan Bentuknya
30 November 2020 17:18 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stratifikasi sosial lazim dijumpai di dalam tatanan kehidupan masyarakat. Stratifikasi sendiri berasal dari kata “strata” yang berarti tingkatan atau diartikan sebagai pembeda kelas pada masyarakat berdasarkan tingkatan sosialnya.
ADVERTISEMENT
Dalam stratifikasi sosial, masyarakat dibedakan menjadi tiga tingkatan: atas, menengah, dan bawah. Tingkatan ini yang kemudian membedakan status masyarakat satu sama lain.
Stratifikasi sosial erat kaitannya dengan konsep kelas sosial. Kelas sosial diartikan sebagai kumpulan individu dengan kesamaan karakteristik yang berbeda pada lapisan sosial tertentu.
Sifat Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial bisa terjadi di tatanan masyarakat karena adanya pembagian bidang kerja yang rinci. Adapun sifat stratifikasi sosial sebagai berikut.
1. Sifat Alamiah
Secara alamiah, lapisan sosial masyarakat dapat terbentuk karena keturunan, senioritas, dan pemimpin masyarakat adat.
2. Sifat Disengaja
Alasan utama stratifikasi sosial yang disengaja berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal, seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik, organisasi masyarakat , dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Bentuk Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial juga dapat terbentuk karena beberapa faktor yaitu ekonomi, politik, dan status sosial. Berdasarkan faktor tersebut, stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Stratifikasi Ekonomi
Stratifikasi yang didasari oleh ekonomi dinilai menjadi faktor tertinggi lapisan sosial dapat terbentuk. Di era industri saat ini, orang yang memiliki modal atau alat produksi dianggap menduduki lapisan sosial teratas. Sedangkan orang yang mengabdikan hidupnya untuk bekerja pada seseorang dinilai menduduki lapisan sosial bawah.
Di situasi lain, besarnya kepemilikan juga menjadi faktor penentu lapisan sosial. Misalnya di lingkungan pedesaan, orang yang memiliki luas sawah terbesar dinilai memiliki status sosial yang tinggi.
Contoh lainnya adalah kehidupan di perkotaan. Orang yang bekerja di perkantoran dengan gaji besar dinilai memiliki status sosial lebih tinggi dibandingkan orang yang bekerja di pabrik dengan gaji yang lebih kecil.
ADVERTISEMENT
2. Stratifikasi Politik
Faktor yang mendasari stratifikasi politik ialah kekuasaan. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, maka semakin tinggi pula status sosialnya. Begitu pula sebaliknya.
Seseorang yang memiliki kekuasaan tinggi dinilai mampu memengaruhi orang banyak untuk mencapai tujuannya. Kekuasaan ini bisa didapatkan seseorang melalui jabatan formal di sebuah lembaga maupun institusi.
3. Statifikasi Status Sosial
Pembagian kelas pada masyarakat didasari oleh perbedaan status kehormatan. Orang yang berasal dari kelas terhormat cenderung membatasi pergaulan dengan orang dari luar kelasnya.
Contoh stratifikasi status sosial dapat ditemukan pada sistem kasta masyarakat India dan status bangsawan kerajaan Inggris. Di Indonesia, stratifikasi status sosial dapat ditemukan di dalam tatanan kerajaan nusantara.
Selain itu, di Indonesia juga dikenal istilah darah biru yang memiliki kedudukan tinggi dalam tatanan masyarakat karena masih merupakan keturunan kerajaan Jawa.
ADVERTISEMENT
(MSD)