Kumpulan Hadits Adab Minum dan Makan untuk Diamalkan Umat Muslim

Minum, Sumber: Pexels

Allah telah menetapkan makanan dan minuman yang diperbolehkan untuk dikonsumsi, dan juga mana yang dilarang. Selain itu, terdapat adab yang harus diikuti umat Muslim ketika minum dan makan.

Peraturan-peraturan tersebut ditetapkan oleh Allah untuk memastikan manusia mengonsumsi makanan dan minuman yang bermanfaat untuk tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa Allah selalu tahu apa yang terbaik untuk makhluk ciptaan-Nya.

Jadi, sudah sepatutnya umat Muslim mematuhi adab dan peraturan-Nya. Terdapat beberapa hadits tentang adab minum dan makan untuk menjadi pedoman bagi umat Muslim.

Minum, Sumber: Pexels

Hadits tentang Adab Minum dan Makan

Berikut adalah kumpulan hadits yang menjelaskan tentang adab minum dan makan, dilansir dari buku 1100 Hadits Terpilih oleh Muhammad Faiz Almath:

Rasulullah SAW melarang kami minum dan makan dengan perkakas makan dan minum dari emas dan perak. Beliau juga melarang kami berpakaian sutera yang dibordir dengan benag sutera dengan sabdanya, “itu untuk kaum musyrikin di dunia dan untuk kamu di akhirat.” (Mutafaq’ailah)

Rasulullah SAW melarang orang yang minum dengan membalik mulut kendi langsung ke mulutnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

“Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul doanya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih laya membakarnya.” (HR. Athabrani)

“Wahai anak, ucapkanlah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang di hadapanmu.” (HR Al Bukhari)

“Barangsiapa yang meminum khamr, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama empat puluh hari. Jika dia bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya. Akan tetapi, jika dia kembali melakukannya, maka Allah tidak akan menerima shalatnya menerima shalatnya selama empat puluh hari. Jika dia bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya. Namun jika dia kembali melakukannya, maka Allah tidak akan menerima lagi shalatnya selama empat puluh hari. Bila dia bertaubat maka Allah menerima taubatnya. Apabila dia kembali melakukannya pada kali keempat, maka Allah tidak menerima shalatnya selama empat puluh hari. Dan setelah itu, jika dia bertaubat, Allah tidak akan menerima taubatnya, dan dia akan diberikan minum dari sungai Khabal. Kemudian ditanyakan, “Wahai Abdurrahman, apakah itu sungai Al-Khabal” dia menjawab, “yaitu sungai dari nanah penghuni neraka.” (HR. Tirmidzi)

(ADB)