Latar Belakang Pemberontakan RMS yang Dipimpin Christian Robert Steven Soumokil

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
29 Agustus 2021 11:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemberontakan RMS. Foto: Moluks Hisrorisch Museum
zoom-in-whitePerbesar
Pemberontakan RMS. Foto: Moluks Hisrorisch Museum
ADVERTISEMENT
Menjelang bergabungnya RIS dan RI menjadi negara kesatuan, terjadi beberapa pemberontakan di berbagai daerah. Ini disebaban oleh ketidakpuasan terhadap pembentukan RIS, reaksi terhadap pembubaran RIS, dan ketegangan antara pemerintah pusat dan daerah.
ADVERTISEMENT
Pemberontakan tersebut didalangi oleh Belanda dibantu oleh orang-orang Indonesia yang menjadi kaki tangan Belanda dan gerombolan tertentu. Mereka ingin merongrong persatuan dan kesatuan Indonesia.
Gangguan keamanan tersebut terwujud dalam berbagai macam bentuk aksi atau pemberontakan, salah satunya Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Pemberontakan ini terjadi di Ambon pada 25 April 1950.
Bagaimana latar belakang pemberontakannya? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan berikut

Latar Belakang Pemberontakan RMS

Pemberontakan RMS didalangi oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil yang pada waktu itu menjabat sebagal jaksa agung Negara Indonesia Timur. Mengutip buku Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX oleh Ratna Sukmayani, dkk., saat itu Soumokil diam-diam pergi ke Ambon setelah gagal mendalangi pemberontakan Andi Azis.
Pemberontakan RMS. Foto: Moluks Hisrorisch Museum
Di Ambon, ia berhasil mempengaruhi anggota tentara Belanda KNIL untuk membentuk Republik Maluku Selatan (RMS). Hingga kemudian pada tanggal 25 April 1950 diproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) lepas dari Negara Indonesia Timur dan RIS.
ADVERTISEMENT
Soumokil berhasil memindahkan pasukan KNIL dan pasukan Baret Hijau yang ikut dalam pemberontakan Andi Azis ke Ambon. Pasukan inilah yang menjadi tulang punggung RMS.
Pada awalnya, pemerintah ingin menyelesaikan masalah RMS secara damai dengan mengirimkan misi damai yang dipimpin Dr. Leimena. Namun, upaya damai ini gagal. Pemerintah kemudian mengirim pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut pada tanggal 14 Juli 1950.
Mengutip buku Sejarah untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas Program Bahasa oleh Nana Supriatna, pasukan ekspedisi APRIS/TNI mendarat di Laha, Pulau Buru dengan dilindungi Korvet Pati Unus. Dengan susah payah akibat belum mengenal medan, APRIS berhasil merebur pos-pos penting di Pulau Buru. Setelah Pulau Buru dapat dikuasai, pasukan APRIS bergerak menuju Pulau Seram.
Anggota KNIL. Foto: Moluks Hisrorisch Museum.
Ternyata, RMS memusatkan kekuatan pasukannya di Pulau Seram dan Ambon di Maluku Tengah. Gerakan pasukan-pasukan APRIS di Seram mengalami kesulitan dan banyak memakan korban. Setelah Seram dapat dikuasai, gerakan selanjutnya diarahkan ke Ambon yang menjadi pusat kedudukan RMS.
ADVERTISEMENT
Pada permulaan November 1950, Kota Ambon dapat dikuasai oleh pasukan-pasukan APRIS setelah melalui pertempuran-pertempuran dengan korban yang besar. Dalam pertempuran jarak dekat memperebutkan benteng Nieuw Victoria, Letnan Kolonel Slamet Rijadi menjadi salah satu korbannya.
Setelah Kota Ambon jatuh ke tangan pasukan pemerintah, sisa-sisa pasukan RMS melarikan diri ke dalam hutan-hutan dan melakukan kegiatan pengacauan selama beberapa tahun. Pada Tanggal 2 Desember 1963, Soumokil tertangkap dan ia diajukan ke Mahmilub, kemudian dijatuhi hukuman mati.
(MSD)