Konten dari Pengguna

Latar Belakang Perang Tabuk, Perang Terakhir yang Diikuti Rasulullah SAW

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
26 Oktober 2021 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perang tabuk. Foto: pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perang tabuk. Foto: pexels
ADVERTISEMENT
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Nabi Muhammad SAW sepanjang masa kenabiannya. Mengutip Buku Lengkap Pengetahuan Agama Islam untuk Muslim Cilik, pasukan Islam berjuang melawan tentara Romawi yang saat itu menyerang Kota Madinah.
ADVERTISEMENT
Perang Tabuk terjadi pada hari Kamis, 5 Rajab 9 Hijriyah. Sesuai dengan namanya, Perang Tabuk terjadi di daerah Tabuk yang sekarang menjadi wilayah Arab Saudi bagian barat. Peperangan berlangsung sengit dan berakhir dengan kemenangan kaum Muslimin.
Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa pasukan Muslimin mengalami kesulitan logistik di perang ini. Mereka sampai harus memeras biji-bijian demi mendapat setetes air. Kesulitan ini bahkan diabadikan dalam Alquran surat at-Taubah ayat 117 berikut:
“Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu.”
Lantas, bagaimana latar belakang Perang Tabuk? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.
ADVERTISEMENT

Latar Belakang Perang Tabuk

Perang Tabuk bermula dari bangsa Romawi yang gencar melakukan serangan terhadap kaum Muslim. Al-Waqidi dan Ibnu Sa'ad dalam Kitab At-thabaqat menuturkan bawa saat itu, Heraklius telah memobilisasi pasukannya yang terdiri dari bangsa Romawi dan beberapa kabilah Arab.
Ilustrasi perang tabuk. Foto: pexels
Mendengar kabar ini, Rasulullah pun keluar bersama pasukan Muslimin untuk menghadapi mereka. Akhirnya, terjadilah Perang Tabuk yang kemudian menjadi sarana pembalasan atas kematian Ja'far ibn Abi Thalib di medan perang.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa sebab keberangkatan Rasulullah menuju Tabuk itu karena ucapan kaum Yahudi yang bernada menantang. Saat itu Syahdan, orang Yahudi, berkata kepada Rasulullah:
"Jika engkau memang benar seorang nabi, pergilah ke wilayah Syam. Di sanalah medan mahsyar dan tanah para nabi."
ADVERTISEMENT
Hal ini sengaja dilakukan kaum Yahudi untuk memancing kaum Muslimin agar keluar dari Madinah dan bertemu dengan bangsa Romawi. Ketika Rasulullah tiba di Tabuk, turunlah ayat Allah yang berbunyi:
"Dan sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatnu gelisah di negeri (Mekah) untuk mengusirmu daripadanya."
Ayat ini menjelaskan kepada kaum Muslimin tentang sikap bangsa Yahudi yang sesungguhnya. Allah pun memerintahkan Rasulullah untuk kembali ke Madinah, di mana kematian dan padang mahsyar berada.
Ilustrasi perang tabuk. Foto: pexels
Dalam riwayat Ibnu Katsir disebutkan bahwa Rasulullah memerangi bangsa Ronawi karena menganggap mereka sebagai umat yang paling dekat dengan Islam. Mereka adalah umat yang paling diutamakan dan diperintahkan untuk didakwahi oleh Allah Swt.
"Hai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah bahwaasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 123)
ADVERTISEMENT
Pendapat yang dikemukakan Ibnu Katsir ini dinilai lebih mendekati kebenaran. Para ahli sejarah pun menyepakatinya dan menuliskan alasan ini sebagai latar belakang Perang Tabuk yang sesungguhnya.