Konten dari Pengguna

Latar Belakang Terbentuknya ASEAN, Bermula dari Deklarasi Bangkok Tahun 1967

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
7 November 2021 15:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu AS Antony Blinken pimpin Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-AS di New York, AS, Kamis (23/9). Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu AS Antony Blinken pimpin Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-AS di New York, AS, Kamis (23/9). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan organisasi yang menjadi bentuk kerja sama 10 negara di Asia Tenggara. Organisasi ini dibentuk pada tangga l 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand.
ADVERTISEMENT
Pembentukan ASEAN bermula dari penandatanganan Deklarasi Bangkok yang dilakukan oleh lima utusan negara di kawasan Asia Tenggara. Adapun utusan tersebut antara lain Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Rajaratnam (Singapura), Narsisco Ramos (Filipina), dan Thanat Khoman (Thailand).
Sekelompok negara tersebut berkomitmen membentuk kerja sama yang mencakup permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Bagaimana latar belakang terbentuknya ASEAN? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Latar Belakang Terbentuknya ASEAN

Terbentuknya ASEAN dilatarbelakangi oleh gencarnya persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur pada perang dunia ke-2. Mereka yang terlibat dalam kubu-kubu tersebut turut mempengaruhi pola politik di tingkat global maupun regional.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-AS secara virtual, Rabu (14/7). Foto: Kemlu RI
Sebagai reaksinya, diselenggarakanlah konferensi Asia Afrika di Bandung dan dibentuk Gerakan Nonblok di Beograd pada tahun 1961. Namun, ternyata kerja sama yang bersifat giobal tersebut tidak mampu membendung pengaruh dari kedua blok yang tetap ingin menguasai negara-negara berkembang.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Soal-Soal Sering Keluar TWK CPNS 2021/2022 oleh Tim Garuda Eduka, negara-negara di kawasan Asia Tenggara merasa khawatir oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh bagian Asia Tenggara. Akibatnya, terjadi sejumlah permusuhan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Indonesia dengan Malaysia dan Filipina pada tahun 1960-an.
Untuk mengatasi konflik ini, Presiden Filipina, Macagapal, mengajukan gagasan berupa forum Maphilindo yang dibentuk pada tahun 1961. Forum ini merupakan forum kerja sama antara Malaysia, Filipina, dan Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Meski bertujuan baik, gagasan tersebut tetap ditentang oleh negara-negara Blok Timur karena dapat menghalangi pengaruh komunisme mereka di kawasan Asia Tenggara. Keberadaan Maphilindo pun semakin melemah seiring berjalannya waktu.
Jokowi hadiri KTT ASEAN Jepang. Foto: Dok. Biro Pers Setpres
Sejalan dengan melemahnya Maphilindo, pengaruh dan kekuasaan komunis di Asia Tenggara seperti di Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Laos semakin menguat. Di Indonesia, terjadi pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965 yang bertujuan untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Namun akhirnya, pemberontakan G30S/PKI berhasil ditumpas oleh ABRI bersama rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka melaksanakan hubungan kerja sama negara kawasan Asia Tenggara yang bersifat nonmiliter, maka diadakanlah pertemuan lima perwakilan negara. Pertemuan ini diselenggarakan pada tanggal 5-8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand
Menurut Ratna Sukmayani, dkk., dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial 3 SMP/MTs Kelas IX, pertemuan Bangkok menghasilkan Deklarasi ASEAN yang kemudian disahkan oleh menteri luar negeri Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia dan Thailand.
Adapun isi deklarasi tersebut memuat perjanjian kerja sama seputar bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara tersebut berkomitmen untuk bersatu padu dalam menyelesaikan masalah di tiap negaranya.
(MSD)