Konten dari Pengguna
Makna dan Hakikat Qurban yang Perlu Dipahami Umat Muslim
7 Mei 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi kambing kurban. Foto: Unsplash.](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hx8xfht88sx65k79s2v5g0vr.jpg)
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Ketentuan waktu dan tata cara berqurban telah dijelaskan dalam Alquran. Qurban dilakukan dengan menyembelih hewan ternak pada Idul Adha (10 Dzulhijjah) atau pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Hewan yang diperbolehkan adalah kambing, domba, unta, kerbau, dan sapi.
Selain mengetahui ketentuan qurban secara syar’i, umat Muslim juga wajib memahami hakikat berqurban agar dapat mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, apa makna dan hakikat qurban?
Makna dan Hakikat Qurban
Allah SWT telah mensyariatkan penyembelihan hewan atau qurban kepada setiap umat manusia. Tujuan qurban adalah berserah diri kepada Allah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim As.
Suatu hari Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail As, melalui mimpi. Nabi Ibrahim awalnya bimbang dan berat hati untuk melakukan perintah tersebut.
ADVERTISEMENT
Dia pun bermunajat kepada Allah agar diberikan petunjuk. Setelah berdoa, ia kembali memimpikan hal yang sama hingga tiga kali berturut-turut.
Nabi Ibrahim akhirnya menceritakan mimpinya kepada putranya. Bukannya marah, Ismail justru meminta sang ayah untuk segera melaksanakan perintah Allah SWT.
Mendengar jawaban Ismail, Nabi Ibrahim semakin sedih dan tak kuasa menahan tangis. Meski begitu, dia tetap menjalankan perintah Allah dan membawa Ismail ke Mina untuk disembelih.
Keajaiban terjadi saat pisau tajam yang digunakan Nabi Ibrahim tidak mempan menyayat leher Ismail. Kemudian, Allah SWT menukar tubuh Ismail dengan seekor kambing sebagai balasan atas ketakwaan Nabi Ibrahim.
Dari kisah tersebut, dapat disimpulkan bahwa hakikat qurban adalah rasa tunduk kepada Allah SWT. Siapa pun yang mengerjakan amalan tersebut akan masuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa, yang bersungguh-sungguh mengabdi kepada Allah, yang rela mengorbankan harta, pikiran, tenaga, bahkan nyawanya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dalam Alquran Surat Al Hajj ayat 37, Allah SWT berjanji akan mengganjar orang-orang yang bertakwa dengan pahala dan nikmat yang tak terhingga.
لَنۡ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُـوۡمُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلٰـكِنۡ يَّنَالُهُ التَّقۡوٰى مِنۡكُمۡؕ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَـكُمۡ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡؕ وَبَشِّرِ الۡمُحۡسِنِيۡنَ ٣٧
“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(GLW)