Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Masa Prapaskah 2024: Makna, Jadwal, dan Rangkaian Kegiatan Liturgisnya
15 Februari 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masa Prapaskah 2024 dimulai pada Rabu (14/2) lalu yang dikenal sebagai Rabu Abu. Di momen ini, umat Katolik akan memasuki masa pertobatan dengan melakukan puasa dan pantang.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Memahami Rabu Abu, Prapaskah, dan Minggu Palma susunan I. Marsana Windhu (2017), Prapaskah merupakan masa sebelum Hari Raya Paskah. Umat Katolik meyakininya sebagai puncak Tahun Liturgi yang perlu dipersiapkan dengan baik.
Rangkaiannya dimulai pada 14 Februari-30 Maret 2024 atau sejak Rabu Abu sampai Jumat Agung. Momen ini sudah diperingati sejak pertengahan abad ke-2 M, di mana umat Katolik menjalani masa pertobatan yang benar.
Nantinya, masa Prapaskah akan dirayakan dengan rangkaian kegiatan liturgis. Apa saja? Simak urutannya dalam artikel berikut ini.
Peringatan Masa Prapaskah 2024
Di masa Prapaskah, Gereja akan melaksanakan tugas ganda, yakni sebagai kenangan dan persiapan akan pembaptisan serta sebagai pertobatan demi mempersiapkan datangnya masa Paskah.
Rangkaiannya dimulai dari Rabu Abu yang jatuh pada tanggal 14 Februari 2024. Di momen ini, umat Katolik akan menerima tanda salib abu di kepala atau dahinya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam buku Indah Bersahaja: Seni Flora dan Dekorasi Liturgis susunan C.H. Suryanugraha (2019), tanda tersebut menyatakan kehendak umat untuk pertobatan batin, seraya mengharapkan pengampunan dari Allah. Di momen spesial ini, umat juga akan menjalani pantang dan puasa.
Inilah saat yang tepat bagi Gereja untuk berlaku tapa dan bertobat. Perwujudan nyatanya dapat diimplementasikan dengan cara berderma dan berdoa lebih banyak.
Masa Prapaskah diyakini sebagai masa pertobatan yang cukup panjang. Umat Katolik akan memperingatinya dengan menjalankan rangkaian perayaan liturgi.
Di hari Rabu Abu dan selama masa Prapaskah, umat disarankan untuk menghindari suasana kemeriahan. Mereka juga dianjurkan untuk tidak membunyikan suara logam (lonceng). Sebagai gantinya, umat bisa membunyikan suara kayu.
Selain kayu, umat juga boleh membunyikan suara alat musik. Syaratnya, alat musik tersebut dimainkan untuk mengiringi umat bernyanyi, bukan dimainkan secara tunggal atau instrumental.
Yang terpenting, saat memasuki masa Prapaskah, umat Katolik dianjurkan untuk melakukan puasa dan pantang di hari Rabu Abu. Menurut ketentuan Kitab Hukum Kanonik 1983, yang diwajibkan berpantang ialah orang Katolik berusia 14 tahun ke atas.
ADVERTISEMENT
Anjuran puasa dilakukan selama satu hari saja, yakni pada Rabu Abu. Nantinya, umat Katolik akan diperintahkan kembali untuk berpuasa pada Jumat Agung.
Sementara kewajiban pantang dilakukan pada Rabu Abu dan seluruh hari Jumat selama masa Prapaskah. Kedua perintah ini dijalani bukan semata-mata untuk mencari, mengumpulkan, dan menggapai pahala di surga, melainkan untuk berpartisipasi dalam penderitaan sengsara dan wafat Yesus Kristus.
Mengutip buku Makna Misteri Paskah dalam Perayaan Liturgi karya Emanuel Martasudjita (2020), umat Katolik yang menjalaninya mengharapkan pertobatan dan pengampunan dosa. Puasa dan pantang dilakukan untuk mengenang pengorbanan Yesus Kristus dalam memperjuangkan keselamatan umat manusia.
Baca juga: Memahami Makna Rabu Abu bagi Umat Katolik
(MSD)