Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Memahami Apa Itu P5, Kelebihan dan Kekurangannya
4 November 2024 10:34 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu pembahasan dalam Kurikulum Merdeka adalah P5. Apa itu P5? Istilah ini merupakan singkatan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
ADVERTISEMENT
Program tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para peserta didik agar dapat mempelajari isu-isu penting di lingkungan sekitar serta mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Untuk memahami lebih lanjut tentang apa itu P5, simak penjelasan di bawah ini.
Apa Itu P5?
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 adalah salah satu bagian tak terpisahkan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Apa itu P5? Mengutip situs Kemdikbud P5 merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Adapun, nilai-nilai Pancasila yang dimaksud, yaitu beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, berpikir kritis, dan kreatif.
Lebih lanjut, P5 adalah pembelajaran lintas ilmu disiplin, di mana peserta didik akan mengamati dan memikirkan solusi dari masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Proyek ini menjadi istimewa sebab penerapannya tak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran, melainkan memiliki porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran.
Sehingga, peserta didik memiliki kesempatan agar dapat mengembangkan keterampilan dan sikap dari belajar bersama teman, guru, dan masyarakat untuk menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dengan P5, peserta didik berkesempatan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuannya.
P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek atau project-based learning. Namun, pendekatan ini berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
Maka, proyek ini menjadi salah satu sarana agar dapat mencapai profil pelajar Pancasila. Peserta didik pun akan mendapatkan pengetahuan untuk menguatkan karakter dan belajar dari lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Kemudian, setiap sekolah wajib membentuk tim fasilitator P5 yang bertugas mengidentifikasi kesiapan satuan pendidikan, menyusun proyek, merancang strategi pelaporan hasil proyek, serta merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu.
Baca Juga: Panduan Menyusun Modul P5 Suara Demokrasi
Tahapan P5
Kegiatan P5 dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau dengan bimbingan dari tim P5. Menyadur situs uma.ac.id, berikut beberapa tahapan P5 dalam Kurikulum Merdeka:
1. Pengenalan
Tahapan pertama pengenalan, yakni peserta didik dikenalkan dengan lingkungan sekitar.
2. Kontekstualisasi
Lalu, tahap kontekstualisasi adalah memadu peserta didik dalam memahami permasalahan yang ada serta mengintegrasikan diri ke dalamnya.
ADVERTISEMENT
3. Aksi
Setelah tahap kontekstualisasi adalah tahap aksi. Dalam tahap ini, peserta didik diminta menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
4. Refleksi
Tahap terakhir adalah refleksi, apakah kegiatan P5 sudah sesuai dengan harapan atau belum.
Enam Dimensi Profil Pelajar Pancasila
Profil pelajar Pancasila dalam P5 di Kurikulum Merdeka terdiri dari enam dimensi yang saling berkaitan dan saling mendukung, yaitu:
1. Beriman, Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
Dimensi pertama mencakup akhlak beragama, pribadi, kepada sesama manusia, kepada alam, dan bernegara.
2. Berkebhinekaan Global
Dimensi berkebhinekaan Global menekankan untuk mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, serta refleksi dan tanggung jawab terhadap pengamalan kebhinekaan.
3. Mandiri
Dimensi mandiri meliputi elemen kunci kesadaran diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri.
4. Bergotong Royong
Lalu, dimensi bergotong royong yang melibatkan elemen kunci, kolaborasi, kepedulian dan berbagi.
ADVERTISEMENT
5. Kreatif
Dimensi kreatif menekankan pada kemampuan menghasilkan gagasan, tindakan, dan karya yang orisinal.
6. Berpikir Kritis
Dimensi terakhir adalah berpikir kritis, yakni mencakup kemampuan untuk mendapatkan dan memproses informasi dan gagasan, mengevaluasi penalaran dan menganalisis, mengambil keputusan, serta merefleksikan proses berpikir dan pemikiran.
Contoh Implementasi P5 di Sekolah
P5 dalam Kurikulum Merdeka diwujudkan melalui berbagai kegiatan proyek yang terintegrasi dalam proses pembelajaran. Agar mendapatkan gambaran tentang kegiatan P5, berikut beberapa contoh implementasinya di sekolah:
1. Pembelajaran Intrakurikuler
Dalam Kurikulum Merdeka, profil pelajar Pancasila tertuang dalam capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, serta materi atau topik pembelajara.
2. Pembelajaran Korikuler
Kemudian, profil pelajar Pancasila menjadi pilihan kegiatan P5 di tingkat korikuler. Enam dimensi profil pelajar Pancasila menjadi panduan untuk menetapkan tujuan kegiatan dan dasar penilaian proyek.
ADVERTISEMENT
3. Pembelajaran Ekstrakurikuler
Enam dimensi profil pelajar Pancasila terhubung dalam pengembangan minat dan bakat lewat kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah.
4. Budaya Satuan Pendidikan
Profil pelajar Pancasila menjadi elemen kunci dalam budaya sekolah yang menyatu dalam lingkungan sekolah, pola interaksi, kebijakan, komunikasi, serta norma-norma yang berlaku di satuan pendidikan.
Keunggulan P5
Berikut beberapa keunggulan penerapan keunggulan P5 dalam Kurikulum Merdeka, dikutip dari situs uma.ac.id:
1. Menghasilkan Peserta Didik Mandiri
Penerapan P5 akan menghasilkan peserta didik mandiri sebab peserta didik diajarkan dan dilatih untuk mempersiapkan diri dalam dunia kerja di masa depan.
Peserta didik akan mendapatkan keterampilan yang diperlukan dalam berbagai aspek, seperti perencanaan, pemilihan, penganggaran, pengelolaan, dan lainnya.
2. Meningkatkan Kesiapan Peserta Didik dalam Menghadapi Dunia Kerja
P5 akan memperkuat kompetensi peserta didik sehingga mereka siap dalam menghadapi persaingan dalam dunia kerja.
ADVERTISEMENT
3. Merangsang Kreativitas Peserta Didik
Keunggulan lain dari P5 adalah dapat merangsang kreativitas peserta didik, sebab mereka terbiasa mencari solusi untuk mengatasi masalah yang lebih efisien dan efektif.
Kekurangan P5
Meskipun begitu, ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaan P5. Berikut uraiannya:
1. Pengeluaran Tinggi
Dalam penerapan P5 membutuhkan pengeluaran yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kurikulum konvensional. Sebab, kebutuhan siswa lebih banyak dan modern.
2. Memerlukan Perubahan dalam Sistem Pembelajaran
Lalu, penerapan P5 membutuhkan perubahan dalam sistem dan metode pembelajaran. Sehingga, P5 akan memerlukan persiapan yang cukup lama sebelum diterapkan.
3. Kurangnya Tenaga Pengajar
Kekurangan lain dalam penerapan P5 adalah kekurangan tenaga pengajar yang memiliki kompetensi memadai untuk mengajar P5.
Sebab, P5 menuntut keahlian dalam perencanaan, pemilihan sumber belajar, alokasi anggaran, penjaminan mutu pendidikan yang canggih, dan manajemen.
ADVERTISEMENT
(NSF)