Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Memahami Bahaya Ibuprofen Bagi Pasien Virus Corona
19 Maret 2020 14:49 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Beberapa hari belakangan, beredar kabar bahwa ibuprofen berpotensi meningkatkan bahaya infeksi virus corona. Kehebohan tersebut dipicu sebuah cuitan Menteri Kesehatan Perancis Olivier Véran pada Sabtu (14/3).
ADVERTISEMENT
Dalam cuitannya, ia memperingatkan untuk tidak mengonsumsi obat Anti-Inflamasi Non-Steroidal (NSAID). Salah satunya adalah ibuprofen yang dianggap menjadi pereda demam pada pasien Covid-19.
Hal ini didasari oleh jurnal kedokteran The Lancet yang menyimpulkan bahwa konsumsi ibuprofen dapat meningkatkan enzim ACE2. Enzim ini diduga dapat memicu tingkat keparahan infeksi virus.
Namun, berdasarkan wawancara yang dilakukan National Public Radio (NPR) dengan beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara konsumsi ibuprofen dengan tingkat keparahan pasien Covid-19 belum diketahui.
Meski begitu, faktanya ibuprofen memang memiliki efek samping di balik fungsinya sebagai penurun demam. Hal ini tidak hanya berlaku untuk pasien Covid-19.
Ibuprofen berpotensi menyebabkan perut kembung, mual dan muntah, sakit maag, sakit kepala serta diare atau sembelit. Meski efek tersebut cenderung tidak berbahaya, tak menutup kemungkinan hal tersebut justru menjadi lebih berbahaya untuk beberapa orang. Mulai dari muntah darah atau BAB berdarah, leher kaku, gangguan fugsi ginjal atau gangguan irama jantung.
ADVERTISEMENT
Ibuprofen juga memiliki efek samping yang mungkin dapat membahayakan orang dengan riwayat penyakit tertentu seperti penderita gagal jantung serta gangguan fungsi ginjal dan hati. Oleh sebab itu, penggunaan ibuprofen harus sesuai dengan anjuran dokter.
(RAA)