Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Memahami Cohort Effect serta Contohnya dalam Kehidupan
16 Februari 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Cohort effect adalah istilah yang sering digunakan dalam ilmu kependudukan untuk menganalisis perilaku sekelompok orang. Jika merujuk pada arti sebenarnya, cohort diambil dari bahasa Latin, yakni "cohors" yang berarti pasukan militer.
ADVERTISEMENT
Istilah ini lahir ketika seorang peneliti tahun 1949 bernama Whelpton meriset tentang angka kelahiran setelah Perang Dunia II di Amerika Serikat. Dalam penelitiannya, ia menggunakan teknik analisis cohort effect.
Penggunaan istilah cohort effect semakin populer ketika ahli demografi sekaligus sosiolog asal Amerika, Norman Ryder menerbitkan jurnal berjudul The Cohort as a Concept in the Study of Social Change (1965). Ryder menjadikan cohort effect sebagai metode untuk mencatat perubahan sosial dan struktural.
Apa Itu Cohort Effect?
Mengutip laman Simply Psychology, cohort adalah istilah yang merujuk pada sekelompok orang dengan karakteristik atau pengalaman yang sama karena hidup dalam satu wilayah. Bisa dibilang, makna cohort kurang lebih mirip dengan generasi.
Menurut Ryder, cohort dapat memberikan jejak perubahan sosial dan struktural di masyarakat. Setiap kondisi, hambatan, dan sumber daya yang dimiliki cohort sejak lahir hingga dewasa dapat membentuk pola dan pengalaman tertentu.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, seseorang yang mengalami obesitas di usia dewasa kemungkinan karena tumbuh di lingkungan atau generasi (cohort) yang gaya hidupnya tidak sehat. Jika dalam lingkungan itu ditemukan banyak orang yang obesitas, maka itulah yang disebut fenomena cohort effect.
Sederhananya, cohort effect adalah pengaruh generasi atau lingkungan tertentu terhadap sikap, kepercayaan, gaya hidup, dan pengalaman seseorang.
Contoh Cohort Effect
Berikut adalah deretan contoh cohort effect agar lebih mudah memahaminya:
1. Pandangan Orang-orang Terhadap Pernikahan
Pandangan orang-orang terhadap pernikahan telah berubah seiring berjalannya waktu. Menurut situs Simply Psychology, generasi muda cenderung menunda pernikahan dan memprioritaskan kesenangan pribadi di atas ekspektasi sosial.
Cohort effect ini disebabkan banyak hal, di antaranya adalah perubahan norma-norma sosial, peningkatan tingkat pendidikan, dan kemandirian ekonomi yang semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
2. Penggunaan Teknologi
Cohort effect juga sangat bisa memengaruhi penggunaan teknologi. Sebagai contoh, generasi tua terbilang kurang luwes atau nyaman dalam menggunakan teknologi terbaru. Hal ini tampak dari tingkat penggunaan media sosial di kalangan generasi tua yang lebih rendah jika dibandingkan generasi muda.
3. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang sedikit banyak dipengaruhi oleh cohort effeft. Misalnya, generasi Baby Boomer cenderung menjadikan rokok dan alkohol sebagai gaya hidup. Sementara generasi muda lebih sering melakukan aktivitas fisik dan mempraktikkan kebiasaan mengonsumsi makanan sehat.
4. Peran Gender
Pandangan terhadap peran gender juga telah berubah seiring perkembangan zaman. Generasi muda cenderung menolak pemahaman peran gender yang secara turun-temurun diwariskan generasi sebelumnya.
Pada praktiknya, generasi muda lebih banyak menganut gender fluid, yakni tindakan mencampuradukkan atau mengaburkan garis antara maskulinitas dan feminitas. Cohort effect ini disebabkan oleh perubahan norma sosial serta paparan informasi terkait isu-isu gender yang semakin masif.
ADVERTISEMENT
(DEL)