Konten dari Pengguna

Memahami Gharizah yang Dimiliki Setiap Manusia Sejak Lahir

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
26 Februari 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Memahami Gharizah yang Dimiliki Setiap Manusia Sejak Lahir. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Memahami Gharizah yang Dimiliki Setiap Manusia Sejak Lahir. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gharizah adalah salah satu sifat yang akan selamanya ada dalam diri manusia. Gharizah berkaitan dengan fitrah nafsaniah yang menjadi komponen dalam penciptaan manusia oleh Allah Swt. Fitrah sendiri diartikan sebagai sifat alamiah atau kecenderungan bawaan setiap manusia.
ADVERTISEMENT
Fitrah nafsaniah merupakan gabungan antara jasad dan ruh manusia. Oleh karena itu, fitrah ini mengatur mental sekaligus fisik manusia. Sifat fitrah nafsaniah sangat dinamis, sebab dapat dipengaruhi pengalaman, lingkungan, serta pengetahuan manusia tersebut.
Menurut Imam Bukhari dan Ahmad, proses penciptaan fitrah nafsaniah terjadi saat janin berusia empat bulan di dalam kandungan. Pendapat tersebut bersandar pada firman Allah Swt dalam surat As-Sajdah ayat 9:
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”

Memahami Gharizah pada Manusia

Memahami Gharizah pada Manusia. Foto: Pexels
Karena merupakan bagian dari fitrah nafsaniah, gharizah turut berada dalam ranah mental sekaligus fisik manusia. Dalam bahasa Indonesia, gharizah bisa disebut sebagai naluri.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Perkembangan dan Stimulan Anak Usia Dini Berbasis Fitrah oleh Dr. Nurul Hikmah, M.A., gharizah ini mengacu pada seluruh jenis pemenuhan keinginan dalam diri manusia. Naluri pemenuhan ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan hal baik maupun buruk.
Namun, perlu dipahami bahwa gharizah tidak sama seperti kebutuhan jasmani (hajjatul ‘udwiyah) yang wajib dipenuhi. Contoh pemenuhan kebutuhan jasmani adalah makan. Jika manusia tidak makan dalam waktu yang lama, maka ia bisa meninggal.
Gharizah yang tidak berhasil dipenuhi tidak akan membuat manusia meninggal. Hanya saja, mereka akan merasa tidak tenang dalam menjalani hidup.

Jenis-Jenis Gharizah

Ilustrasi Salah Satu Jenis Gharizah, yaitu Gharizah Tadayyun. Foto: Pexels
Deysi Safitri dalam bukunya yang berjudul Menusia Setengah Hijrah menyebutkan ada tiga jenis gharizah pada manusia, berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT

1. Gharizah Baqa’

Gharizah baqa’ merupakan sifat alami manusia untuk mempertahankan diri. Naluri ini mencakup rasa takut, marah, menyukai harta dan kedudukan, ingin diakui oleh orang lain, serta sifat-sifat lainnya untuk melanggengkan eksistensi manusia.

2. Gharizah Nau’

Gharizah nau’ adalah naluri kasih sayang. Naluri inilah yang menggerakkan manusia untuk menolong orang lain. Naluri ini pula yang membuat manusia merasakan iba, bahkan kepada orang jahat sekalipun.
Gharizah nau' terbagi menjadi empat jenis, yakni al mail al jinsi (kasih sayang kepada lawan jenis), al ummumah (keibuan), al abuwwah (kebapakan), hubbu al bana (cinta kepada anak), al ‘athfi ‘ala al insan (kasih sayang kepada sesama).

3. Gharizah Tadayyun

Manusia juga memiliki gharizah tadayyun, yakni naluri untuk menyucikan sesuatu atau kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan terhadap sesuatu. Naluri ini ditandai dengan rasa lemah atau perasaan ingin bergantung kepada sosok yang lebih kuat, berkuasa, dan sempurna.
ADVERTISEMENT
Naluri inilah yang mendorong Nabi Ibrahim mencari Tuhan melalui proses berpikir. Dengan kata lain, sudah menjadi fitrah dalam diri manusia untuk mencari Tuhan sebagai sesembahan.
Kepercayaan terhadap roh-roh leluhur (animisme) dan benda-benda tertentu (dinamisme) juga lahir dari gharizah tadayyun. Ini artinya, sekalipun manusia tidak percaya terhadap keberadaan Tuhan, mereka tetap akan memenuhi gharizah tadayyun dengan cara lain.
(DEL)