Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Memahami Green Economy, Gagasan Memajukan Ekonomi Sambil Menjaga Lingkungan
4 Juli 2024 17:24 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 24 Juli 2024 11:49 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Konsep green economy atau ekonomi hijau diperkenalkan oleh seorang ekonom bernama Pearce pada tahun 1989. Menurutnya, lingkungan dan ekonomi harus terintegrasi satu sama lain.
Kemudian United Nations Environment Programme (UNEP) menjelaskan lebih rinci bahwa ekonomi hijau haruslah rendah karbon, memiliki sumber daya yang dikelola secara efisien, dan melibatkan semua orang (inklusif).
Ekonomi hijau juga menjadi salah satu alat yang digadang-gadang dapat mengentaskan kemiskinan. Inilah mengapa UNEP dalam dokumen Rio+20 mendorong negara-negara di dunia mengembangkan kebijakan ekonomi hijau.
Praktik Green Economy di Indonesia
Indonesia turut mendukung gagasan green economy sebagaimana negara-negara lainnya. Berikut ini beberapa contoh praktiknya menurut buku Praktik Ekonomi Hijau di Indonesia terbitan Yayasan Pustaka Obor Indonesia atas bantuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
ADVERTISEMENT
1. Memanfaatkan Sungai sebagai Sumber Energi Listrik
Selama ini, penggunaan energi listrik di Indonesia masih berbasis bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Sayangnya, semua sumber daya ini akan habis suatu hari nanti. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia pada tahun 2017 telah membuat inisiatif kebijakan Pembangunan Rendah Karbon (PRK).
Dalam kerangka kerja PRK, terdapat kebijakan untuk mengurangi penggunaan batu bara dan beralih pada energi terbarukan secara bertahap. Nah, hal ini sudah dilakukan di beberapa wilayah, salah satunya Desa Rantau Kermas, Jambi.
Kebutuhan penduduk desa Rantau Kermas akan energi listrik dipenuhi dengan memanfaatkan arus air Sungai Batang Langkup. Pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ini dilakukan masyarakat desa bersama pengurus PLTMH di bawah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
ADVERTISEMENT
2. Menerapkan Kebijakan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 mengenai aturan sertifikasi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan atau Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Kebijakan ini berlaku untuk semua pelaku usaha kebun sawit, baik perusahaan maupun perorangan.
Dengan adanya sertifikasi ini, diharapkan pengelolaan dan pengembangan perkebunan kelapa sawit bisa sesuai dengan prinsip ISPO. Dengan begitu, daya saing kelapa sawit Indonesia di pasar internasional bisa meningkat. Lalu yang lebih penting adalah bisa menurunkan emisi gas rumah kaca.
Manfaat Praktik Green Economy
Dikutip dari Waste 4 Change, menggalakkan green economy akan membawa sejumlah manfaat bagi lingkungan dan manusia. Berikut beberapa di antaranya:
1. Mendorong Pembangunan Berkelanjutan
Ekonomi hijau bisa memaksimalkan penggunaan sumber daya alam dan lebih mengutamakan prinsip daur ulang. Kedua hal ini sangat berguna untuk pembangunan dan pelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
2. Membantu Melawan Perubahan Iklim
Salah satu prinsip utama ekonomi hijau adalah mengurangi emisi karbon dari seluruh aktivitas industri dan transportasi. Jika hal ini berkurang, maka dunia bisa terhindar dari dampak perubahan iklim.
3. Memperbaiki Ekosistem
Ekonomi hijau bisa membantu melestarikan alam sekitar dan memperbaiki ekosistem. Jika sebuah ekosistem sehat, maka seluruh makhluk hidup yang berada dalamnya juga dapat hidup dengan baik.
Ragam konten berkualitas dan inklusif tentang inisiatif individu, komunitas, dan pemangku kepentingan untuk mendorong terciptanya bumi berkelanjutan. Selengkapnya di kumparan.com/topic/green-initiative