Konten dari Pengguna

Memahami Makna Cahaya Ilahi Menurut Pandangan Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
19 Januari 2023 11:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cahaya ilahi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cahaya ilahi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam bahasa gaul, cahaya ilahi sering diucapkan untuk menyebut sinar matahari yang menerangi wajah atau objek tertentu secara langsung. Cahaya ilahi biasanya tampak ketika seseorang mengambil foto ataupun video.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam konteks keagamaan, cahaya ilahi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan cahaya dari Tuhan atau pancaran dari Sang Ilahi. Setiap agama memiliki perspektif berbeda-beda mengenai konsep cahaya ilahi ini.
Mengutip buku Karakter Menentukan Masa Depan Bangsa oleh Santo Budiono, umat Kristen menganggap bahwa cahaya ilahi adalah zat yang mengimbaskan sifat-sifat ilahiah yang selalu memberi pencerahan bagi manusia.
Dalam perspektif agama Kristen, cahaya ilahi dipancarkan oleh orang-orang suci yang beriman kepada Tuhan. Lalu, bagaimana Islam memandang konsep cahaya ilahi? Apa makna cahaya ilahi bagi umat Muslim?

Cahaya Ilahi dalam Islam

Ilustrasi cahaya. Foto: Pixabay
Umat Muslim mengenal cahaya dengan istilah nur. Istilah ini disebutkan dalam Alquran sebanyak 43 kali. Bahkan ada satu surat dalam Alquran yang diberi nama An-Nur dan salah satu ayatnya membahas tentang cahaya. Dalam ayat itu disebutkan:
ADVERTISEMENT
"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nur: 35)
Mengutip buku Rumah Sehat dalam Al-Qur'an (Wawasan Arsitektur Berbasis Qur'an) tulisan Muhammad Ali Mustofa Kamal dkk., ayat tersebut menerangkan bahwa cahaya adalah jalan petunjuk yang mengarahkan manusia pada jalan lurus menuju Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Senada dengan hal itu, cahaya ilahi dalam Islam merupakan sesuatu yang mengantarkan umat beriman mendapat hidayah, karunia, dan pahala dari Allah SWT. Sebaliknya, perbuatan orang-orang kafir yang jauh dari-Nya akan membawa mereka pada kegelapan.
Ilustrasi cahaya. Foto: Pixabay
Mengutip buku Terjemah Kitab Hikam dan Penjelasannya oleh Bahrudin Fuad, apabila Allah menghendaki hamba-Nya sampai di sisi-Nya, Dia akan mendatangkan cahaya ilahi untuk mengantarkan hamba tersebut ke hadapan-Nya.
Sebagai petunjuk untuk menuju cahaya ilahi, Allah menurunkan Alquran dan sunnah Nabi Muhammad. Sehingga siapa pun yang hidup dengan mengikuti dua sumber hukum tersebut akan dituntun agar senantiasa memperoleh ridha-Nya.
Cahaya ilahi hanya dapat menembus hati dan kalbu orang-orang bertakwa. Mereka yang tidak beriman kepada Allah SWT akan sulit menjalani kehidupan yang penuh kegelapan. Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
"Berhati-hatilah terhadap firasat orang mukmin, karena ia melihat dengan Nur Allah." (HR Bukhari dalam At-Tarikh al-Kabir dari Abu Said Al-Kudri).
(ADS)