Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Meneladani Kisah Nabi Yaqub, Anak Nabi Ishaq yang Patuh Kepada Orang tua
19 September 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 22 November 2022 15:38 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sehingga Nabi Ishaq terus memohon dan berdoa kepada Allah SWT untuk diberi keturunan. Nabi Ishaq dan istri kemudian mendapatkan keajaiban dengan dikaruniai anak kembar berjenis kelamin laki-laki bernama Yaqub dan Ishu.
Dihimpun dari buku Nabi Yaqub AS: Sosok Ayah Yang Sangat Mencintai Anaknya, kedua saudara kembar ini lahir di Palestina dan tumbuh beriringan tapi memiliki kegemarannya masing-masing.
Ishu berbadan tegap dan sangat suka berburu. Sedangkan Yaqub lebih tertarik menemani sang ayah untuk pergi berdakwah. Yaqub tubuh menjadi anak yang patuh dan selalu membahagiakan kedua orang tuanya.
Namun Yaqub dan sang adik menjadi tidak akur, mereka kerap bertengkar untuk masalah yang sepele. Ishu menaruh rasa iri dan dengki kepada Yaqub.
ADVERTISEMENT
Rasa iri ini semakin berkembang ketika sang ibu lebih memilih Yaqub dibandingkan dirinya untuk didoakan dan diberkahi oleh Nabi Ishaq. Sang ayah memohon kepada Allah SWT agar Nabi Yaqub diberikan keberkahan dan keturunan yang baik.
Kisah Pernikahan Nabi Yaqub AS
Dirangkum dari buku Cerita Teladan 25 Nabi dan Rasul karya Iip Syarifah, buntut dari perselisihan ini, membuat Rafiqah menyarankan Nabi Yaqub untuk pergi menemui pamannya, Laban, di Fadan A’ram (Irak). Selama berhari-hari melakukan perjalanan, yang dilihat Nabi Yaqub hanyalah gurun pasir tandus dengan sinar matahari yang menusuk kulit.
Pada akhirnya gerbang kota Fadan A’ram mulai terlihat, namun Yaqub kebingungan dalam mencari lokasi rumah pamannya. Saat ditunjukkan rumah pamannya, Yaqub melihat seorang gadis cantik sedang memberi makan ternak di dekat rumahnya yang ternyata putri dari Laban. Sejak pertama kali melihat gadis yang bernama Rahil tersebut, Yaqub sangat terpesona oleh kecantikan dan keramahannya.
ADVERTISEMENT
Laban sangat senang bertemu dengan Yaqub dan menyambutnya dengan penuh kehangatan. Setelah beberapa hari di rumah pamannya, Yaqub menyampaikan pesan dari ayahnya yang berisi agar Yaqub menikah dengan anak dari Laban.
Laban sangat senang mendengar pesan dari Nabi Ishaq, sebab ia memang berencana untuk menikahkan salah satu putrinya dengan Yaqub. Namun ada syarat yang harus disepakati, yakni Yaqub harus menggembalakan kambing milik pamannya selama tujuh tahun yang diterima dengan tangan terbuka olehnya.
Tujuh tahun berlalu, Yaqub telah memenuhi syarat dari pamannya. Laban melakukan diskusi dengan Yaqub sebab ia mempunyai dua orang putri, Layya dan Rahil. Layya anak Laban yang paling besar. Laban ingin menikahkan Layya dengan Yaqub. Sebab adat masyarakat pada masa itu mengharuskan kakak tertua untuk menikah terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Tetapi, yang diinginkan Yaqub sebagai istrinya adalah Rahil. Akhirnya Yaqub memberanikan diri untuk mengatakan keinginannya.
Setelah mendengar permintaan Yaqub, Laban mengajukan syarat kembali kepada Yaqub sebelum menikah dengan Rahil, yakni menggembalakan ternaknya selama tujuh tahun lagi.
Tujuh tahun berlalu Layya belum juga menikah . Pada akhirnya, Yaqub menikahi kedua kakak beradik, Layya dan Rahil. Laban menghadiahkan budak untuk kedua putrinya Layya diberi budak bernama Zulfa, sedangkan Rahil diberi budak bernama Balhah. Kedua budak tersebut juga dinikahi oleh Yaqub. Dengan demikian, istri Nabi Yaqub berjumlah empat orang.
Dari keempat orang ini, Nabi Yaqub mempunyai 12 orang anak. Anak Nabi Yaqub dari Layya berjumlah enam orang, yaitu Rabil, Syam'un, Lawi, Yahudza, Yasakir, dan Zabulon. Dari Rahil, lahir Yusuf dan Bunyamin. Dari Balhah, lahir Daan dan Naftali. Sementara itu, dari Zulfa, Nabi Yaqub dikaruniai Jad dan Asyir.
ADVERTISEMENT
Keturunan Nabi Yaqub yang 12 orang ini dikenal dengan sebutan Al-Asbath. Semuanya dilahirkan di Irak , kecuali Bunyamin yang lahir di Palestina.
Dakwah Nabi Yaqub dan Anaknya
Pada masa Nabi Yaqub, pemerintahan negerinya di bawah kekuasaan Raja Saljam. Dia adalah raja yang ingkar dan kufur kepada Allah SWT. Yaqub melakukan dakwah kepada Raja Saljam, namun usahanya gagal karena keangkuhan yang dimilikinya.
Yaqub mengatakan jika Saljam tidak beriman dan mempercayainya sebagai hamba utusan Allah SWT, serta tidak mengikuti ajarannya, niscaya Yaqub akan memerangi Saljam. Raja tidak mengira Nabi Yaqub dan anak-anaknya mempunyai kekuatan yang dahsyat.
Perlawanan Nabi Yaqub dan anak-anaknya mampu membuat kerajaannya porak-poranda. Atas izin Allah, runtuhlah dinding benteng pertahanan musuh sehingga banyak prajurit kerajaan yang mati. Setelah benteng kerajaan runtuh, Nabi Yaqub dan putra putranya masuk memerangi Raja Saljam. Kekuasaan Raja Saljam pun berakhir.
ADVERTISEMENT
Setelah tugas dakwahnya selesai, Nabi Yaqub meninggal dunia pada usia 147 tahun. Nabi Yaqub dimakamkan di Palestina, berdekatan dengan makam ayahnya, Nabi Ishaq as.
(ANS)