Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Apa Itu Budak Korporat dan Fakta Uniknya
12 September 2022 12:58 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 12 Mei 2023 12:23 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Istilah budak korporat sering kali terdengar dalam percakapan milenial dan gen z. Istilah ini merujuk pada individu atau kelompok yang berstatus sebagai karyawan di sebuah perusahaan.
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI, budak korporat berasal dari kata “budak” yang berarti antek atau jongos, dan “korporat/korporasi” yang berarti perusahaan atau badan usaha. Istilah ini biasa digunakan sebagai julukan bagi seseorang yang rela mengabdikan hidupnya di perusahaan tempat ia bekerja.
Budak korporat biasanya cenderung patuh pada perintah atasan. Mereka rela lembur, pulang kerja dan rapat sampai larut malam demi mempertahankan pekerjaannya di perusahaan tersebut.
Istilah “budak” di sini menggambarkan betapa mengerikannya kehidupan karyawan di perusahaan yang otoriter. Di bawah ini akan dijelaskan tentang apa itu budak korporat beserta fakta uniknya yang menarik untuk Anda simak.
Fakta Unik Budak Korporat
Istilah budak korporat erat kaitannya dengan budaya korporasi atau perusahaan. Mengutip buku Reinvesting BUMD karya Budi Sandjoyo (2006), budaya korporasi adalah pola yang terdiri atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi.
ADVERTISEMENT
Budaya tersebut memiliki aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota di organisasinya. Hal ini mencakup identitas, ideologi, etos, tujuan, pusat kepentingan, visi misi, dan gaya kepemimpinan.
Budaya korporasi yang terlalu otoriter membuat karyawan seolah diperlakukan sebagai budak. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta unik budak korporat selengkapnya yang bisa Anda simak:
1. Sering lembur
Budak korporat sering mendapatkan jatah lembur. Mereka sering pulang larut malam demi mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Terkadang, jatah lembur ini tidak diganti dengan uang ataupun bonus.
2. Mendapat beban kerja yang tidak sesuai
Perusahaan yang otoriter biasanya membebani karyawannya dengan pekerjaan segudang. Mereka biasanya diberikan pekerjaan tambahan di luar jobdesk utama.
Misalnya, seorang social media specialist mendapat jobdesk untuk menganalisa respons audiens di media sosial. Kemudian, ia juga mendapatkan jobdesk tambahan seperti editing video, membuat konten, membuat caption, merencanakan iklan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
3. Sulit mengajukan cuti
Cuti adalah hak karyawan yang seharusnya dipenuhi oleh perusahaan. Namun bagi budak korporat, cuti sangat sulit untuk didapatkan. Biasanya, perusahaan yang otoriter tidak memberikan izin cuti kepada karyawannya.
Saat mengajukan cuti, karyawan akan dipersulit dengan birokrasi yang ada. Bahkan dalam beberapa situasi, atasan akan menanyakan detail alasan cutinya. Jika dirasa tidak begitu penting, biasanya pengajuan cuti akan ditolak.
4. Rapat sampai larut malam
Di beberapa perusahaan, rapat sampai larut malam seakan menjadi budaya yang sudah mendarah daging. Biasanya, rapat tersebut baru dimulai pada malam hari saat karyawan berniat untuk pulang.
5. Gaji tidak sesuai
Meski memiliki beban kerja yang berat, budak korporat biasanya digaji dengan nominal yang tidak sesuai. Nominal ini jauh dari standar gaji karyawan pada umumnya. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak memiliki bujet yang cukup untuk menggaji karyawannya.
ADVERTISEMENT
(MSD)