Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Apa Itu Solstis, Fenomena Alam yang Terjadi pada 21 Desember
18 Desember 2022 9:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan, media sosial tengah diramaikan dengan imbauan untuk tidak keluar rumah pada 21 Desember. Imbauan ini dikaitkan dengan fenomena solstis yang akan terjadi pada hari itu.
ADVERTISEMENT
Lewat TikToknya, akun @hendrikecee mengunggah sebuah video yang menampilkan kalimat, “Tidak boleh keluar malam tanggal 21 Desember 2022.” Video ditutup dengan tangkapan gambar berita yang tidak jelas berasal dari media mana.
Lantas, apa itu solstis sebenarnya? Benarkah fenomena alam ini berbahaya bagi bumi maupun penghuninya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut.
Apa Itu Solstis?
Solstis adalah fenomena titik balik matahari, yaitu ketika posisi matahari relatif terhadap lintang bumi. Istilah solstis juga mengacu pada salah satu titik deviasi terbesar ekliptika (jalur tahunan matahari yang tampak) dari ekuator langit.
Disebutkan dalam laman Britannica, fenomena alam ini terjadi dua kali setiap tahun. Di belahan bumi utara, solstis musim panas terjadi pada 20 atau 21 Juni dan solstis musim dingin terjadi pada 21 atau 22 Desember.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, di belahan bumi selatan, solstis musim dingin terjadi pada 21 atau 22 Desember, sedangkan solstis musim panas pada 20 atau 21 Juni. Ketika fenomena ini terjadi, matahari berada di titik paling utara dan paling selatan.
Lebih lanjut, mengutip kumparanSAINS, Peneliti Pusat Sains dan Antariksa LAPAN BRIN Andi Pangerang menjelaskan, solstis adalah kondisi ketika salah satu belahan bumi dan kutub bumi mendekati atau condong ke matahari , sementara belahan lainnya menjauhi matahari.
Ada dua jenis solstis yang terjadi, yaitu solstis utara dan solstis selatan. Solstis utara terjadi sekitar tanggal 21 Juni setiap tahunnya. Ketika matahari di utara, belahan bumi utara mengalami puncak musim panas dan belahan bumi selatan mengalami puncak msim dingin.
Dampaknya, siang hari di belahan bumi utara akan lebih panjang. Pada masa ini, Kutub Utara yang menjadi wilayah paling dekat dengan matahari akan mengalami siang abadi, di mana matahari tidak terbenam selama sepuluh minggu berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Di saat yang sama, belahan bumi selatan mengalami durasi malam yang lebih panjang. Kutub Selatan akan mengalami malam abadi. Di sana, matahari tidak terbit selama beberapa minggu.
Sedangkan, solstis selatan merupakan titik balik matahari yang terjadi setiap 21 Desember setiap tahunnya. Fenomena ini ditandai dengan musim dingin di belahan bumi selatan dan musim panas di bumi utara. Efeknya sama seperti solstis utara, hanya saja yang terjadi adalah kebalikannya.
Menurut Andi Pangerang, solstis merupakan fenomena astronomi biasa yang tidak berbahaya, baik bagi bumi maupun manusia sebagai penghuninya. Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mengaitkan solstis dengan fenomena alam lainnya, seperti gunung berapi, gempa, tsunami, ataupun cuaca lokal.
“Solstice sama sekali tidak berbahaya. Jika ada bencana yang terjadi bersamaan dengan solstice, mohon tidak dikaitkan karena memang tidak berhubungan,” imbaunya.
ADVERTISEMENT
(ADS)