Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Hizbul Wathan, Organisasi Kepanduan yang Dinaungi Muhammadiyah
3 November 2022 18:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hizbul Wathan merupakan kelompok kepanduan yang berdiri di bawah naungan Muhammadiyah . Organisasi ini didirikan oleh Ahmad Dahlan pada tahun 1981.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, hizbul wathan memiliki arti “pembela Tanah Air”. Nama tersebut dipilih dengan harapan anggota Hizbul Wathan bisa menjadi orang yang membela tanah kelahirannya sendiri sesuai dengan asas-asas Islam.
Dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Islam oleh Hafidz Muftisany, tujuan berdirinya Hizbul Wathan adalah untuk memperdalam dan meresapkan jiwa Islam ke dalam latihan kepanduan. Latihan berlandaskan ajaran Islam itu diharapkan mampu memajukan amal ibadah sehari-hari para anggota.
Menilik sejarah, Hizbul Wathan sempat meredup pada masa pendudukan Jepang. Lantas, bagaimana kisah Hizbul Wathan bisa eksis hingga sekarang? Simak sejarahnya berikut ini.
Sejarah Hizbul Wathan
Nama Hizbul Wathan sejatinya diambil dari nama madrasah yang didirikan K.H. Mas Mansur di Surabaya tahun 1916 silam. Muhammadiyah memakainya sebagai nama kepanduannya yang berdiri tahun 1918.
ADVERTISEMENT
Pada 1916, pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan berkunjung ke Surakarta untuk mengisi pengajian Sidik, Amanah, Fatanah, Tabligh (SAFT). Di kota tersebut, ia melihat anak-anak muda Javaansche Padvinder Organisatie (JPO) sedang latihan baris-berbaris.
Sepulangnya ke Yogyakarta, K.H. Ahmad Dahlan menceritakan apa yang dilihat di Surakarta dan membahasnya dengan beberapa muridnya, antara lain Sumodirjo dan Sarbini. Ia berharap para pemuda Muhammadiyah bisa mengikuti latihan kepanduan sebagai bentuk bakti kepada Allah SWT.
Sejak itu, Sumodirjo dan Sarbini mulai mengumpulkan pemuda Muhammadiyah untuk latihan kepanduan dasar, seperti berlatih baris-berbaris, pertolongan pertama, dan olahraga. Latihan itu dilakukan setiap Minggu Sore, sedangkan pada Rabu malam mereka dibekali dengan ilmu keagamaan.
Hingga akhirnya Hizbul Wathan resmi berdiri pada tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah. Mengutip laman resmi Hizbul Wathan, H. Mukhtar Bukhari ditunjuk sebagai ketua dengan wakil ketua H. Hajid, sekretaris Sumodirijo, keuangan Abdul Hamid, organisasi Siraj Dahlan, serta komando Sarbini dan Damiri.
Pada awalnya, Hizbul Wathan mengambil model pembelajaran dari JPO Surakarta. Namun, sejak 1924, Hizbul Wathan semakin berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
Cabang-cabang Hizbul Wathan pun mulai didirikan sampai ke luar Jawa. Bahkan, banyak utusan dari luar Jawa yang sengaja tinggal di Yogyakarta sementara waktu demi mengikuti pelatihan Hizbul Wathan.
Seperti yang dijelaskan, organisasi kepanduan Hizbul Wathan sempat meredup kala Jepang menguasai Indonesia. Pasalnya, saat itu Jepang meleburkan beberapa organisasi kepemudaan dalam satu wadah.
Namun, tokoh-tokoh Hizbul Wathan tetap beraktivitas di beberapa organisasi bentukan Jepang, seperti Keibodan, Seinendan, PETA, dan Hizbullah. Alhasil, nama Hizbul Wathan pun tetap kerap terdengar pada masa itu.
Pasca kemerdekaan, gerakan kepanduan disatukan dalam satu organisasi bernama Pandu Rakyat Indonesia. Namun karena tidak berkembang, Pandu Rakyat Indonesia dibubarkan dan Hizbul Wathan kembali dihidupkan pada 1950.
Pada 1961, Hizbul Wathan resmi meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka , organisasi induk kepanduan Indonesia. Sampai saat ini, Hizbul Wathan masih terus aktif mengadakan berbagai latihan kepanduan dengan Endra Widyarsono sebagai ketua umumnya.
ADVERTISEMENT
(ADS)