news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Khulafaur Rasyidin Beserta Gelar dan Jasanya dalam Perkembangan Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
5 Februari 2021 13:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Khulafaur Rasyidin. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Khulafaur Rasyidin. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sejarah perkembangan Islam tidak lepas dari peran Khulafaur Rasyidin atau kekhalifahan Islam. Ini adalah era setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M atau 11 Hijriah.
ADVERTISEMENT
Khulafaur Rasyidin terdiri dari kata "Khulafa” yang merupakan bentuk jamak dari kata “khalifah”, yaitu pengganti. Sedangkan “Ar-Rasyidin” memiliki arti benar, arif, pintar, dan bijaksana. Sederhananya, Khulafaur Rasyidin merupakan pemimpin pengganti bagi umat Muslim yang pintar dan bijaksana.
Rasullulah SAW yang wafat pada 2 Rabiul Awal 11 H tidak memberikan wasiat mengenai siapa sosok yang dapat melanjutkan perjuangannya sebagai pemimpin. Namun, umat percaya bahwa para sahabat Rasulullah SAW berhak menerima tugas itu.
Para sahabat dianggap memiliki kedekatan tersendiri dengan Rasulullah dan diyakini mampu memimpin umat Muslim. Mereka yang terpilih akan melanjutkan kekhalifahan dan menyebarkan dakwah serta syiar agama Islam.
Dalam rentang waktu 30 tahun, ada empat orang yang menjadi khilafah umat Muslim dan termasuk ke dalam golongan Khulafaur Rasyidin. Masing-masing sosok tersebut memberikan jasa yang besar terhadap perkembangan agama Islam.
Ilustrasi Khulafaur Rasyidin. Foto: Pixabay

Abu Bakar As Shiddiq

Abu Bakar As Shiddiq memiliki nama lahir Abdul Ka'bah atau Abdullah bin Qahafah yang kemudian diganti oleh Rasulullah setelah masuk Islam. Abu Bakar mendapatkan gelar As Siddiq karena beliau adalah orang pertama yang meyakini dan membenarkan adanya peristiwa Isra Miraj.
ADVERTISEMENT
Semasa hidupnya, Abu Bakar menjadi sahabat yang paling dicintai Rasulullah SAW. Kehadirannya di sisi Rasulullah sudah terlihat sebelum datangnya Islam. Ia pula yang menjadi orang pertama di luar keluarga Nabi yang memeluk Islam.
Abu Bakar telah mengorbankan harta bendanya untuk perjuangan Rasulullah dalam membela kebenaran. Dan selama masa jabatannya sebagai khalifah, (632-634 M), Abu Bakar telah memberikan kontribusi besar terhadap agama Islam.
Jasa dari kepemimpinan Abu Bakar adalah dengan menjadikan ayat Quran dan As-Sunnah sebagai hukum. Ia pun tak segan untuk memerangi mereka yang tidak membayar kewajiban zakat dan mereka yang menganggap dirinya sebagai nabi pengganti Rasulullah.
Ilustrasi Khulafaur Rasyidin. Foto: Muslimsincalgalery

Umar bin Khattab

Pemimpin selanjutnya adalah Umar bin Khattab yang dikenal tegas dan pemberani di kalangan luas. Pada awalnya, ia adalah salah satu orang yang sangat menentang Islam. Dengan kuasa Allah SWT, hatinya terbuka dan kemudian memeluk agama Islam.
ADVERTISEMENT
Umar mendapatkan gelar Al Faruq yang artinya pembeda atau pemisah. Di antara pemimpin lainnya, hanya Umar yang tidak menggunakan sebutan khalifah, melainkan Amirul Mukminin yang artinya pemimpin orang-orang beriman.
Umar setia mendampingi perjuangan Rasulullah dalam membela Islam melalui beberapa perang-perang besar seperti Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang Khaibar, dan Perang Hunain.
Kepemimpinannya berlangsung selama 10 tahun dari 634-644 M. Ia berhasil melakukan ekspansi Islam dengan menguasai beberapa kota seperti Damaskus dan Alexandria.
Umar juga berperan dalam perubahan sistem pemerintahan. Ia berjasa meletakkan dasar negara, mengesahkan ketentaraan, kepolisian, pekerja umum, hingga sistem kehakiman.
Dalam sistem perekonomian, ia berhasil membawa peradaban umat Muslim yang lebih maju melalui pengawasan pasar, mencetak uang, dan mendirikan bait al-Mal. Bahkan, ada peninggalan Umar yang masih digunakan hingga saat ini, yaitu sistem kalender Islam atau almanak Hijriah.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Khulafaur Rasyidin. Foto: Pixabay

Utsman bin Affan

Utsman merupakan saudagar kaya raya yang mengenal Rasulullah SAW melalui Abu Bakar. Ia juga termasuk ke dalam orang yang memeluk agama Islam pertama kali di luar keluarga Nabi Muhammad SAW.
Utsman dikenal sebagai sosok dermawan yang memberikan banyak bantuan ekonomi untuk berdakwah. Rasulullah SAW menggambarkan pribadi Utsman bin Affan sebagai orang yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum Muslim.
Oleh sebab itu, Utsman mendapat gelar Zunnurain yang artinya pemilik dua cahaya. Selama 13 tahun pemerintahannya (644-655 M) sebagai khalifah, umat Islam mencapai masa paling sejahtera.
Ia membangun polisi keamanan dan pengadilan. Ustman juga memerintahkan untuk melakukan khitbah Idul Fitri dan Idul Adha sebelum sholat, serta azan pertama pada sholat jumat.
ADVERTISEMENT
Banyak juga pembangunan yang dilakukan demi kesejahteraan umat Muslim. Mulai dari pembangunan bendungan untuk mencegah banjir, jalan dan jembatan, serta perluasan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Di luar itu semua, jasa terbesarnya adalah membukukan ayat-ayat Al-Quran. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi semakin meluasnya agama Islam.
Ilustrasi Khulafaur Rasyidin. Foto: Muslimsincalgalery

Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rasulullah SAW yang masuk Islam sejak usia 10 tahun. Ia menjadi satu-satunya sahabat yang telah dididik oleh Rasulullah sejak kecil.
Ali dikenal memiliki kecerdasan yang tinggi sehingga ia diberikan gelar Babul ‘Ilmi yang artinya pintu ilmu. Selain itu, Ali memiliki pribadi yang penuh semangat dan wawasan jauh ke depan.
Di kalangan umat Muslim, ia merupakan pahlawan yang gagah berani, penasihat yang mampu bersikap bijaksana, dan seseorang yang memegang teguh tradisi.
ADVERTISEMENT
Ali menjadi khalifah selama enam tahun, 655-660 M. Dalam masa pemerintahannya, Ali mengembalikan sistem pajak yang pernah diterapkan oleh Umar bin Khattab.
Karena banyak terjadi pemberontakan dan perpecahan, tidak banyak yang ditinggalkan dalam masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Salah satunya adalah penyempurnaan bahasa Arab dengan harapan bahwa muslim dari luar Arab dapat mempelajari Al-Quran dan hadis dengan benar.
Ali juga membangun pusat pengembangan ilmu pengetahuan di Irak. Wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib menandai berakhirnya era Khulafaur Rasyidin.
(HDP)