Konten dari Pengguna

Mengenal Kitab Riyadhus Shalihin yang Disusun oleh Imam Nawawi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 Desember 2022 12:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Al-quran. Foto: FS Stock/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Al-quran. Foto: FS Stock/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kitab Riyadhus Shalihin merupakan salah satu kitab terkemuka yang disusun oleh Imam Nawawi atau Abu Zakariya Muhyidin. Kitab ini berisi kumpulan hadits Nabi Muhammad SAW yang shahih.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Tarjamah Riadhus Shalihin karya Bahreisy (1995), secara bahasa, Riyadhus Shalihin artinya taman orang-orang yang shalih. Kitab Riyadhus Shalihin diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia oleh Salim Bahreisy.
Imam Nawawi menyusun kitab ini dengan maksud mengumpulkan hadits-hadits shahih yang bisa menjadi pedoman bagi umat Muslim. Tidak hanya membahas tentang akhlak, kitab ini juga membahas tentang anjuran dan ancaman, adab, pemeliharaan jiwa, dan lain-lain.
Ada banyak tema yang disajikan dalam kitab ini. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang kitab Riyadhus Shalihin selengkapnya untuk Anda.

Kitab Riyadhus Shalihin

Ilustrasi Al-quran. Foto: G.Tbov/Shutterstock
Sejak dulu, kitab Riyadhus Shalihin selalu menjadi rujukan utama dalam mempelajari agama Islam. Kitab ini menghimpun berbagai hadits Rasulullah SAW, mulai dari hadits Muwatta dari Imam Malik hingga shahih Bukhari-Muslim.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kitab ini juga menyertakan ayat-ayat Alquran yang selaras dengan pembahasannya. Ini menjadi dalil penguat yang bisa melengkapi pembahasan dari hadits yang tercantum di dalamnya.
Imam Nawawi menyusun hadits berdasarkan tema-tema tertentu seperti akhlak, adab, keutamaan amalan, dan larangan-larangan. Semua itu disesuaikan dengan konteks dan redaksi yang dibawakan oleh hadits itu sendiri.
Kitab Riyadhus Shalihin banyak disyarah oleh para ulama. Syaikh Muhammad bin Allan bahkan mensyarahnya dengan buku karangannya yang berjudul Dlilul Falihin Syar Riyadhus Shalihin.
Buku karangannya ini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Buku ini biasa dijadikan sebagai rujukan oleh jumhur ulama yang terkenal shalih dan jelas keilmuannya.
ADVERTISEMENT

Biografi Imam Nawawi

Ilustrasi Al-quran. Foto: FOTOKITA/Shutterstock
Imam Nawawi merupakan penyusun kitab Riyadhus Shalihin. Beliau memiliki lengkap Yahya bin Syaraf bin Murry bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam.
Imam Nawawi memiliki gelar "muhyiddin" yang berarti orang yang menghidupkan agama. Namun ternyata beliau tidak menyukainya. Pada sebuah kesempatan, beliau pernah berkata “Aku tidak perbolehkan orang memberikan gelar Muhyiddin kepadaku.”
Mengutip buku Syarah Riyadhus Shalihin susunan Syaikh Salim (2005), pada tahun 649 Imam Nawawi dibawa ke Damakus untuk meneruskan pendidikannya. Saat itu, beliau masih berusia 11 tahun.
Hingga akhirnya beliau tinggal di Lembaga Pendidikan Rawahiyah. Di sana, Imam Nawawi berhasil menghafal kitab at-Tanbiih fii Furuu’isy Syaafi’iyah karya Abu Ishaq dalam waktu 4 bulan setengah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, beliau juga berhasil menghafal seperempat kitab al-Muhadzdzab pada tahun yang sama. Allah SWT telah memberkahinya dengan kecerdasan dan kemampuan dalam memanfaatkan waktu.
Tidak hanya di bidang fiqih, Imam Nawawi juga menulis syaikh-syaikh seputar ilmu hadits, bahasa, nahwu, dan shorof. Beberapa karya yang pernah dikarangnya antara lain Kitab Syarhu Shahiih Muslim, al-Adzkaar, al-Arba’uun, dan masih banyak lagi.
(MSD)