Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Kujang, Senjata Tradisional Jawa Barat dan Keunikannya
4 Agustus 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keragaman budaya Indonesia tidak hanya terbatas pada bahasa, lagu, ataupun tari tradisional saja. Ada pula senjata tradisional yang dimiliki setiap daerah dengan keunikannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah senjata tradisional bernama kujang dari daerah Jawa Barat . Kujang memiliki bentuk melengkung, bagian pinggirnya tajam, ujungnya lancip, dan di bagian punggungnya berlubang.
Istilah kujang berasal dari kata ‘Kudhiyang’ dengan akar kata ‘Kudi’ dan ‘Hyang’. Kudi diambil dari bahasa Sunda kuno yang berarti senjata yang memiliki kekuatan gaib, sebagai jimat, dan sebagai penolak bala. Sedangkan, bagi masyarakat Sunda, Hyang mempunyai arti dan kedudukan di atas dewa.
Dahulu, senjata tradisional Jawa Barat ini digunakan sebagai alat pertanian, yakni untuk menyiangi rumput atau untuk menebas tanaman perdu yang tumbuh pada lahan yang akan ditanami padi.
Mengutip buku Antropologi Sosial Budaya oleh Sriyana, S.Sos, M.Si (2020), seiring dengan perkembangan zaman, kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi, dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakteristik tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral.
ADVERTISEMENT
Menurut sebagian orang, kujang mempunyai kekuatan tertentu yang berasal dari dewa (Hyang). Itu mengapa banyak yang menyimpannya sebagai benda pusaka untuk melindungi rumah dari marabahaya dan meletakkannya di dalam sebuah peti khusus atau tempat tertentu di dalam rumah.
Jenis-jenis Kujang
Mengutip jurnal Kajian Visual Tugu Kujang sebagai Ikon Kota Bogor oleh Della Monica Kusmiran (2020), berdasarkan bentuk bilahnya, kujang digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Kujang Ciung
Kujang ciung merupakan jenis kujang yang paling banyak ditemukan dan punya banyak varian pengembangan bentuknya. Mata yang terdapat pada kujang ciung berjumlah lima sampai sembilan.
Bentuk ciung melambangkan makhluk dunia kalangan atas. Itu sebabnya, jenis kujang ini lebih sering dipakai oleh bangsawan yang berkedudukan tinggi, yaitu raja, prabu anom (pewaris tahta), dan brahmesta (pendeta agung kerajaan).
ADVERTISEMENT
2. Kujang Kuntul
Kujang kuntul memiliki bentuk papatuk/congo yang ramping dan panjang menyerupai paruh burung kuntul (bangau putih). Bentuk papatuk kujang kuntul lebih ramping dibanding kujang ciung. Sementara jumlah matanya biasanya ada empat.
3. Kujang jago
Kujang jago memiliki ukuran yang relatif kecil dibanding jenis kujang lainnya. Penamaan kujang jago mengacu pada bentuknya yang menyerupai ayam jantan (jago) dengan paruh menukik dan jawer yang menghiasi bagian si’ih. Ayam jago sendiri merupakan simbol kejantanan sehingga kujang ini biasa dipakai untuk balapati (kesaktian) atau jimat.
4. Kujang Naga
Seperti kujang ciung, kujang naga juga sering ditemukan di wilayah kebudayaan Sunda. Bentuknya memiliki ciri khas tersendiri, yaitu bagian waruga dan tadah yang berbentuk lebar. Penamaan kujang naga merujuk pada makna naga itu sendiri, melambangkan makhluk dunia atas yang disakralkan dan sering dijadikan simbol kegagahan.
ADVERTISEMENT
5. Kujang Bangkong
Bagian waruga (badan) kujang bangkong dilengkapi dengan bilah yang lebih lebar dan pendek sehingga menyerupai bentuk bangun jajar genjang. Bangkong dalam bahasa Indonesia berarti katak. Katak melambangkan makhluk dunia bawah, karena itu jenis kujang ini kebanyakan digunakan oleh masyarakat petani.
(ADS)