Konten dari Pengguna

Mengenal Motif Batik yang Dilarang untuk Pernikahan karena Membawa Kesialan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
1 Oktober 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi para perempuan yang tengah mengenakan kain batik motif parang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi para perempuan yang tengah mengenakan kain batik motif parang. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Batik merupakan busana formal yang sering jadi andalan masyarakat untuk dipakai ke kondangan. Namun, tahukah Anda bahwa terdapat motif batik yang dilarang untuk pernikahan?
ADVERTISEMENT
Dalam kepercayaan sebagian masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, motif batik dianggap mengandung simbol dan makna tertentu, sehingga penggunaannya tak boleh sembarangan. Dikutip dari laman Kemenperin, motif batik biasanya mencakup flora, fauna, manusia, geometris, dan sebagainya.
Motif batik dipengaruhi oleh kepercayaan, budaya dan letak geografis suatu wilayah. Misalnya, di daerah pesisir biasanya lebih banyak ditemukan batik dengan motif air, ombak, binatang laut, dan sejenisnya.
Lantas, apa motif batik yang dilarang untuk pernikahan menurut masyarakat Jawa? Simak selengkapnya dalam pembahasan berikut ini.

Motif Batik yang Dilarang untuk Pernikahan

Ilustrasi motif batik. Foto: Shutter Stock
Dikutip dari laman Kemenparekraf, motif batik yang dilarang untuk dipakai ke acara pernikahan masyarakat Jawa adalah motif parang. Motif ini termasuk salah satu yang tertua di Indonesia dan sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram.
ADVERTISEMENT
Motif batik parang menggambarkan karang yang disusun dengan pola miring atau diagonal. Dikutip dari jurnal bertajuk Makna Motif Batik Parang Sebagai Ide dalam Perancangan Interior susunan Sella Kristie dkk., makna motif parang adalah tentang jalinan hidup yang tidak pernah putus.
Motif parang juga identik dengan sifat konsisten untuk memperbaiki diri, dan memperjuangkan kesejahteraan. Motif ini pun dianggap sebagai lambang kekuatan, kebesaran, kewibawaan, dan gerak cepat.
Meskipun filosofinya baik dan mendalam, tapi motif parang tetap terlarang digunakan ke pernikahan karena dianggap sebagai senjata yang membawa kesialan dalam rumah tangga. Selain itu, motif ini juga termasuk motif batik larangan Keraton Yogyakarta.
Motif batik larangan Keraton dianggap memiliki nilai filosofi tinggi, sehingga tidak boleh dikenakan rakyat biasa. Hanya kalangan bangsawan keraton yang boleh menggunakan motif batik tersebut.
ADVERTISEMENT
Motif parang dianggap sebagai pusat tenaga alam yang dalam hal ini adalah raja. Itulah mengapa hanya raja dan kaum bangsawan yang boleh mengenakan motif sakral ini.

Motif Batik Larangan Keraton

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Foto: aditya_frzhm/Shutterstock
Merujuk pada jurnal bertajuk Batik Larangan di Keraton Yogyakarta pada Masa Pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana VII susunan Anna Galu Indreswari, berikut ini beberapa motif batik larangan Keraton yang tidak boleh digunakan rakyat biasa:
ADVERTISEMENT
(DEL)