Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Penyakit Istibtha dalam Islam dan Cara Menghindarinya
14 Mei 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam Islam, istibtha merupakan sikap tercela yang dapat merusak akidah. Memahami apa itu penyakit istibtha dan cara menghindarinya sangat penting bagi setiap Muslim.
ADVERTISEMENT
Istibtha termasuk penyakit hati yang dibenci Allah SWT. Penyakit tersebut muncul dari rasa tidak puas, iri, dan kurang bersyukur atas apa yang dimiliki. Agar memahami lebih jauh tentang penyakit istibtha, simak informasi lengkapnya dalam ulasan berikut!
Apa Itu Penyakit Istibtha?
Istibtha merupakan salah satu penyakit hati (maradh al qulub). Dikutip dari buku Negara Islam Modern Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur oleh dr Ali Muhammad Ash Shallabi, penyakit hati dalam Islam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni syubhat dan syahwat.
Penyakit syubhat disebabkan karena cemas, bingung, dan merasa sia-sia, sedangkan penyakit syahwat disebabkan akibat hawa nafsu. Istibtha sendiri termasuk dalam penyakit syubhat.
Secara harfiah, istibtha mempunyai arti “menganggap lambat”. Adapun menurut istilah, istibtha dapat dimaknai sebagai merasa bahwa rezeki Allah SWT datang sangat lambat.
ADVERTISEMENT
Sikap tersebut harus dihindari lantaran dapat menyebabkan penyakit hati lainnya, seperti kikir dan tamak. Larangan bersikap istibtha tersirat dalam Surat Fathir ayat 5.
Allah SWT berfirman, “Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah itu benar. Karena itu, janganlah kalian tertipu dengan kehidupan dunia.”
Dalam ayat tersebut, manusia diingatkan untuk tidak mengutamakan kehidupan dunia dan bersabar atas janji (rezeki) Allah SWT kepadanya.
Dalil lain yang menyatakan larangan istibtha adalah hadits riwayat Al Baihaqi. Rasulullah meminta agar umatnya bersabar dalam mencari rezeki dengan menghindari hal-hal yang dilarang dalam syariat agama.
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian memiliki penyakit istibtha’ dalam masalah rizki.”
ADVERTISEMENT
Cara Terhindar dari Penyakit Istibtha
Penyakit istibtha dapat membuat seseorang terjerumus ke dalam utang riba. Orang-orang yang istibtha terobsesi untuk cepat kaya dan sukses, padahal belum waktunya.
Mereka bahkan tidak segan untuk melanggar hukum-hukum syar'i karena fokusnya hanya tertuju pada dunia. Berikut beberapa cara agar terhindar dari penyakit istibtha yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Banyak Bersyukur
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, istibtha muncul akibat rasa tidak puas. Oleh karena itu, umat Muslim perlu membiasakan diri untuk bersyukur atas rezeki yang diperoleh agar terhindar dari penyakit tersebut. Rasa syukur dapat dipanjatkan dengan banyak cara, mulai dari sholat sunnah, berpuasa, hingga mengucapkan kalimat tahmid berkali-kali.
2. Memahami Berbagai Jenis Rezeki
Menghindari penyakit istibtha juga bisa dilakukan dengan memahami macam-macam rezeki. Dalam buku Shalat-shalat Sunnah Penarik Rezeki oleh Ustaz Mahmud Asy Syafrowi (2018), rezeki dibedakan menjadi dua bentuk, yakni rezeki lahir dan rezeki batin.
ADVERTISEMENT
Rezeki lahir adalah nikmat atau pemberian Allah yang berbentuk materi, seperti uang, rumah, makanan, atau kendaraan. Adapun rezeki batin adalah nikmat Allah yang tidak berbentuk materi, seperti kesehatan, teman dan keluarga yang baik, atau ketenangan hati.
(GLW)