Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Perbedaan Arabika dan Robusta yang Penting Diketahui Penikmat Kopi
25 Oktober 2022 10:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Minum kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup bagi masyarakat Indonesia. Hampir setiap orang kini memiliki kebiasaan untuk mengonsumsi kopi setidaknya sekali sehari.
ADVERTISEMENT
Kopi dianggap bisa meningkatkan suasana hati sehingga lebih produktif menjalani aktivitas harian. Tak heran kedai kopi semakin menjamur di berbagai wilayah.
Mengutip buku Kopi Luwak : Produksi, Mutu dan Permasalahannya susunan Murna Muzaifa, dkk., di Indonesia , kopi telah menjadi komoditas andalan ekspor dan sumber pendapatan devisa negara.
Produksi komoditas kopi nasional didominasi oleh jenis robusta yang mencapai 90% sedangkan sisanya adalah kopi arabika. Meski paling banyak diminati, kedua jenis kopi ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar.
Salah satunya adalah kopi robusta memiliki citra rasa yang lebih pahit daripada arabika. Selain itu, masih banyak perbedaan dari kopi arabika dan robusta yang mungkin belum diketahui oleh sebagian orang.
Apa saja perbedaan arabika dan robusta? Simak lebih lengkapnya berikut ini.
ADVERTISEMENT
Mengenal Perbedaan Arabika dan Robusta
Dikutip dari buku Kopi Saluan: Local Coffee Khas Banggai susunan Bahidin Laode Mpapa, dan sumber lainnya, berikut perbedaan arabika dan robusta yang dapat diketahui.
Kopi Arabika
Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari Afrika tepatnya dari daerah pegunungan di Ethiopia. Namun, masyarakat baru mengenal kopi arabika setelah tanaman tersebut dibawa oleh pedagang Arab ke Yaman.
Di Indonesia sendiri, kopi arabika mulai dibudidayakan pada tahun 1696. Perbedaan arabica dengan robusta dapat dilihat dari biji kopinya.
Kopi arabika memiliki berbagai rasa mulai dari manis, lembut, sampai tajam, kuat atau seperti kecut. Aromanya bisa semerbak seperti buah-buahan manis. Kadar kafein yang terkandung pada kopi arabika sekitar 0,8-1,4% dan memiliki cita rasa yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Dari segi harga, arabika lebih mahal daripada robusta. Harga kopi arabika hampir dua kali lipat harga robusta. Banyak hal yang menyebabkan demikian. Salah satunya, sejak dari tanaman, arabika membutuhkan banyak perawatan, dan sebagainya.
Produksi arabika di Indonesia cukup rendah. Ini disebabkan kurang tahannya tanaman kopi arabika terhadap penyakit karat daun jika berada pada dataran yang lebih rendah.
Kopi arabika cocok ditanam pada ketinggian 1.000-2.100 m di atas permukaan laut agar tidak terserang penyakit karat daun. Tanaman kopi arabika dapat toleran terhadap suhu lebih rendah, tetapi tidak toleran terhadap suhu beku.
Kopi Robusta
Kopi robusta dominan ditanam di wilayah Asia Tenggara dan Afrika Barat. Kopi robusta dapat tumbuh di ketinggian yang lebih rendah dari permukaan laut hingga 700 m (sekitar 2.300 kaki). Selain itu, kopi robusta lebih suka suhu yang tinggi, yaitu 24-30°C (75-86°F).
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, produksi kopi paling besar adalah jenis kopi robusta, yakni sebesar 87,1% dari total produksi kopi Indonesia. Biji kopi robusta berbentuk bulat dengan belahan tengah yang lurus dan lebih terbuka.
Biji kopi robusta berwarna hijau pucat bersemu cokelat. Sebab, kebanyakan kopi robusta dikupas dengan metode natural atau dry process.
Dari segi harga, kopi robusta lebih murah daripada arabika. Ini karena sejak dari tanaman, robusta tidak membutuhkan banyak perawatan dan lebih tahan terhadap hama. Selain itu, robusta lebih cepat dipanen dan buah yang dihasilkan pun lebih banyak daripada arabika.
Robusta memiliki cita rasa yang lebih pahit dan tawar daripada kopi arabika. Kadar kafein yang terkandung dalam kopi robusta lebih unggul daripada arabika, yakni sebesar 1,7-4%.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari segi modal, menanam kopi robusta akan lebih hemat biaya dan minim risiko daripada arabika. Mungkin karena itu, proses dari biji kopi robusta selanjutnya selalu lebih murah daripada arabika.
(ANS)