Konten dari Pengguna

Mengenal Rincian Kode ICD 10 OA untuk Diagnosis Penyakit Osteoartritis

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 November 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kode ICD 10 OA. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kode ICD 10 OA. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Dalam dunia medis, kode ICD 10 OA digunakan untuk proses diagnosis penyakit Osteoartritis (Osteoarthritis). Penyakit ini kerap ditandai dengan kerusakan rawan sendi dan tulang subkondral yang dapat menyebabkan nyeri sendi.
ADVERTISEMENT
Osteoartritis menjadi salah satu penyakit sendi generatif yang sering ditemui dalam praktik sehari-hari. Umumnya, penyakit ini lebih rentan menyerang populasi lansia di atas 65 tahun, terutama wanita.
Di Indonesia, Osteoartritis lebih dikenal dengan sebutan reumatik. Pada pasien tertentu, Osteoatritis dapat menimbulkan nyeri kronik, menyebabkan disabilitas, dan memengaruhi kualitas hidup mereka. Untuk itu, Osteoartritis perlu ditangani lebih dini agar tidak menimbulkan komplikasi.
Lantas, apa arti kode ICD 10 OA dan bagaimana cara menanganinya?

Kode ICD 10 OA untuk Diagnosis Penyakit Osteoartritis

ICD 10 atau The International Classification of Diseases and Related-health Problems 10th merupakan pedoman klasifikasi internasional tentang penyakit. Pedoman ini diterbitkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 1900 untuk dipatuhi negara anggotanya.
Ilustrasi kode ICD 10 OA. Foto: shutterstock
Setiap tahun, WHO terus menerbitkan pembaruan kode ICD 10. Pembaruan tersebut dilakukan dengan menghapus kode yang tidak perlu, menambahkan kode baru, dan merevisi kode lain sesuai kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Untuk penyakit OA, WHO menetapkan sejumlah kode diagnosis yang didasarkan pada penyebabnya. Mengutip laman ICD Codes, rincian kode ICD 10 OA adalah sebagai berikut:
Kemudian, WHO juga mengklasifikasikan OA menjadi beberapa jenis lagi berdasarkan tempat kerusakan sendinya. Dikutip dari ICD 10 Data, kodenya adalah sebagai berikut:
Ilustrasi kode ICD 10 OA. Foto: pixabay
Melalui kode di atas, tenaga medis bisa menentukan diagnosis penyakit OA dengan mudah. Mereka juga bisa melakukan penanganan serta pengobatan dengan tepat. Sehingga, kemungkinan komplikasi yang dialami pasien pun dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Mayoclinic, terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko OA pada pasien. Faktor tersebut meliputi usia, aktivitas seks, obesitas, cedera sendi, tekanan berulang pada sendi, genetika, deformitas tulang, dan penyakit metabolik tertentu.
Untuk pengobatannya, OA tidak bisa bergantung pada medikamentosa semata. Pengobatan OA juga harus melibatkan ranah edukasi dan modifikasi gaya hidup, tatalaksana rehabilitasi medis, serta pembedahan.
Tenaga medis diminta memahami betul tindakan serta penanganan yang ia lakukan agar penatalaksanaan OA dapat berjalan dengan lancar. Dengan begitu, diharapkan pasien bisa meningkatkan kualitasnya, mengoptimalkan kemandiriannya, mencegah berulangnya episode akut, mencegah komplikasi lanjut, dan lain-lain.