Konten dari Pengguna

Mengenal Risk Appetite, Konsep Penting dalam Manajemen Risiko

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Oktober 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Risk appetite adalah salah satu konsep penting dalam manajemen risiko yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Risk appetite adalah salah satu konsep penting dalam manajemen risiko yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam manajemen risiko, ada tiga konsep penting yang perlu dipahami, salah satunya adalah risk appetite. Secara umum, risk appetite adalah tingkat risiko yang siap diterima oleh suatu organisasi atau individu untuk mencapai tujuan dan strategi yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Risk appetite mencerminkan sejauh mana pihak tersebut bersedia mengambil risiko dalam berbagai situasi, dengan mempertimbangkan potensi kerugian dan keuntungan. Risk appetite disesuaikan berdasarkan kondisi bisnis, lingkungan eksternal, serta kapasitas keuangan dan operasional organisasi.

Apa Itu Risk Appetite?

Risk appetite adalah tingkat risiko yang bersedia diambil oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Foto: Pexels.com
Menurut Dr. Darmawan, M.A.B dalam buku berjudul Manajemen Risiko Keuangan Syariah, risk appetite adalah suatu keadaan ketika organisasi memilih untuk menerima, memantau, mempertahankan diri, atau memaksimalkan diri melalui peluang-peluang yang ada. Berbeda dengan konsep manajemen risiko lainnya, risk appetite ada dalam perspektif perusahaan.
Sederhananya, risk appetite merupakan tingkat risiko yang bersedia diambil oleh suatu organisasi demi mencapai tujuan strategisnya. Pada umumnya, risk appetite ditentukan oleh dewan direksi dan diselaraskan dengan visi serta target yang ingin dicapai.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks manajemen risiko, risk appetite membantu perusahaan mengelola eksposur risiko dan membuat keputusan berbasis risiko yang lebih jelas. Ada beberapa fungsi dari risk appetite, di antaranya:
Risk appetite biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi finansial perusahaan, pengelolaan dan strategi bisnis, kapabilitas perusahaan, dan validitas dokumen legal.
Selain risk appetite, konsep lain dalam manajemen risiko adalah risk capacity dan risk tolerance. Risk capacity adalah tingkat maksimal risiko yang dapat ditanggung oleh sebuah perusahaan sebelum dampaknya menjadi terlalu besar dan mengancam kelangsungan bisnis.
Di sisi lain, risk tolerance adalah sejauh mana perusahaan siap menerima variasi atau fluktuasi risiko dalam batasan yang lebih spesifik. Risk tolerance berada di antara risk appetite dan risk capacity, yaitu tingkat kerugian yang dapat diterima perusahaan ketika risiko yang diambil mulai mendekati batas yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT

Faktor-Faktor Penentu Risk Appetite

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan risk appetite. Foto: Pexels.com
Dikutip dari buku Manajemen Risiko Perusahaan : Teori & Studi Kasus oleh Adrian Radiansyah, risk appetite umumnya memuat risiko-risiko yang siap diambil perusahaan dalam rangka mencapai tujuan utamanya. Untuk menentukan risk appetite, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor berikut ini:

1. Batas Risiko yang Dapat Diterima dan Langkah yang Diambil

Perusahaan harus memahami batas risiko yang dapat diterima. Artinya, perusahaan perlu tahu sampai sejauh mana risiko bisa diambil dan langkah apa yang harus dilakukan dalam batasan tersebut.
Dengan begitu, perusahaan bisa membuat keputusan yang lebih terukur saat menghadapi ketidakpastian di pasar atau situasi bisnis lainnya.

2. Paparan Risiko (Risk Exposure)

Paparan risiko mengacu pada seberapa besar perusahaan terkena dampak dari risiko yang diambil. Setelah mengetahui tindakan yang direncanakan, perusahaan perlu mengevaluasi apakah risiko yang dihadapi akan meningkat, menurun, atau tetap sama.
ADVERTISEMENT
Paparan risiko ini akan mempengaruhi seberapa besar risk appetite perusahaan terhadap proyek atau strategi tertentu.

3. Analisis Tujuan Jangka Panjang

Selain fokus pada risiko jangka pendek, perusahaan juga harus memastikan bahwa risk appetite selaras dengan tujuan jangka panjangnya. Risiko yang diambil hari ini harus mendukung proses pencapaian tujuan strategis perusahaan di masa mendatang.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, perusahaan dapat mengelola risiko dengan lebih efektif. Jadi, setiap keputusan yang diambil berada dalam batasan risiko yang sesuai dengan visi dan tujuan bisnisnya.
(SAI)