Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sosok Habib Abu Bakar Gresik, Sosok yang Dijuluki Rajanya Para Auliya
21 Februari 2023 11:11 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Sidogiri: Majalah Aktual Salaf yang diterbitkan Pondok Pesantren Sidogiri, putra dari Habib Muhammad bin Umar Assegaf ini tumbuh besar sebagai seorang yatim sejak usia delapan tahun. Ia pernah menimba ilmu di Seiwun, Hadramaut pada 1923 H serta mempelajari ilmu fiqih dan tasawuf.
Selama di sana, ia belajar dari para ulama terkemuka seperti Habib al-Qutub Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Muhammad bin Ali Assegaf, hingga Habib Syeikh bin Idrus Alaydrus. Ia kemudian pulang ke Besuki pada 1302 H dan menetap di Gresik pada 1305 H saat usianya 20 tahun.
Seperti apa sosok Habib Abu Bakar Gresik? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Raja Para Auliya pada Masanya
Sejak kecil, Habib Abu Bakar Gresik dikenal sebagai sosok yang rajin belajar. Bahkan setelah kembali dari Hadramaut, ia tak selalu menggunakan waktunya untuk belajar dan meminta ijazah atau berkah dari para ulama salaf saat itu.
ADVERTISEMENT
Hingga suatu waktu, ia dikisahkan mendapat ilham rabbaniyyah untuk beruzlah. Dalam skripsi berjudul Pengaruh Habaib Abu Bakar bin Muhammad dalam Mengembangkan Majelis Rouhah di Kota Gresik yang ditulis Syafro’atul Fajriyah, setelah 15 tahun berkhalwat, ia keluar setelah mendapat izin dari Allah SWT melalui gurunya, Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi.
Ia pun mulai perjalanan dakwahnya dengan membuka majelis taklim. Sejak saat itu banyak orang dari berbagai daerah hingga luar negeri datang untuk sekadar berkunjung, bahkan sampai ada juga yang minta didoakan.
Setelah dari keluar khalwatnya, ada banyak hal tak terduga yang terjadi terhadap beliau. Salah satunya, suatu hari ia tiba-tiba mengatakan telah bertemu dan dipeluk Rasulullah dalam keadaan terjaga.
Terkait hal itu, para ulama dan auliya sepakat bahwa kedudukan orang yang telah bertemu Rasulullah dalam keadaan terjaga adalah kedudukan tertinggi. Mereka telah mencapai ittiba' (peneladanan) yang sempurna atas Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada banyak cerita tentang keistimewaan beliau. Salah satu yang paling populer adalah menjadi penyelamat kapal haji yang tengah diterjang badai dan ombak besar.
Menurut kisah yang diceritakan oleh Habib Muhammad al-Hamid, salah satu karomah Habib Abu Bakar Gresik ini terjadi saat tetangganya berangkat haji menggunakan kapal milik orang Belanda. Tetangga itu kemudian meminta doa agar perjalanan hajinya berjalan lancar.
Ternyata dalam perjalanan, badai dan ombak besar datang. Kemudian ia pun berdoa dan bertawassul pada Habib Abu Bakar Gresik.
Tak lama, tiba-tiba Habib Abu Bakar Gresik muncul dari dalam laut menggunakan pakaian lengkap seperti sedang berada di majelis. Sosok itu kemudian mengusap kapal tersebut dan seketika ombak langsung berhenti.
ADVERTISEMENT
Hal ini menjawab pernyataan beliau yang pernah mengaku sebagai seorang ahluddardak. Beliau berkata, barang siapa yang berada dalam kesulitan dan ia memanggil namanya, maka dengan izin Allah SWT dan segala kebesaran-Nya, beliau akan hadir di sisi orang tersebut.
Kewalian dan kealiman beliau pun diakui oleh para ulama dan auliyâ' pada masanya. Bahkan, Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang Jakarta bahkan pernah berkata,"Habib Abu Bakar adalah raja dari para auliya, barang siapa yang memandang Habib Abu Bakar terhitung ibadah.”
Sosok yang Rajin Belajar dan Tekun Beribadah
Tidak hanya menjadi ulama yang disegani masyarakat, Habib Abu Bakar Gresik adalah sosok yang rajin belajar dan tekun beribadah. Sejak kecil, ia telah dididik menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Salah satu amalan yang selalu dijaga beliau adalah shalat tahajud. Beliau juga dikenal memiliki semangat beribadah yang tak pernah padam.
Pada suatu kesempatan, beliau pernah mengungkap alasan di balik semangatnya yang membara dalam beribadah. Sebagaimana dikutip dari Majalah Sidogiri, beliau pernah berkata:
"Aku berbahagia berjumpa dengan Allah.”
Bahkan sebelum meninggal dunia, beliau sempat berpuasa selama lima belas hari. Hingga akhirnya, ia mengembuskan napas terakhir di usia 91 tahun pada Ahad malam Senin, 17 Dzul Hijah 1376 H dan kini dimakamkan di komplek Masjid Jami Gresik.
(NSA)