Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Tatarucingan Sunda beserta Contoh dan Artinya
24 Desember 2021 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam menjalin keakraban atau mengisi waktu luang, salah satunya dengan bermain tebak-tebakan. Selain sebagai wadah hiburan di waktu senggang, tebak-tebakan juga dapat dijadikan untuk mengasah kemampuan otak.
ADVERTISEMENT
Di lingkungan masyarakat Sunda , permainan tebak-tebakan ini disebut juga dengan tatarucingan. Mengutip buku Ibu Haji Belum ke Mekah: Bahasa dan Perilaku Bangsa oleh Ajip Rosidi, tatarucingan Sunda terdiri atas pertanyaan dan jawaban. Kegiatan tatarucingan ini pun telah berlangsung secara turun temurun.
Ada banyak jenis tatarucingan Sunda, mulai dari plesetan, sosial, seni, lingkungan, agama, dan lain sebagainya. Nah, berikut adalah beberapa contoh tatarucingan Sunda yang dihimpun dari buku Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya karangan Tedi Sutardi.
15 Contoh Tatarucingan Sunda
Contoh 1
Aya hiji balong anu jero caina herang, di dinya sagala rupa batu aya. Batu naon nu euweuh? (Ada sebuah kolam dalam airnya bening, di situ segala jenis batu ada. Batu apa yang tidak ada?)
ADVERTISEMENT
Jawaban: Batu garing (batu kering).
Contoh 2
Naon sababna ucing mun dibaledog sok ngalieuk? (apa sebabnya kucing kalau dilempar suka melirik?)
Jawaban: Sabab ucing teu make kaca spion (sebab kucing tidak memakai kaca spion).
Contoh 3
Hui 3 dikali 2 sesa jadi sabaraha? (ubi 3 dikali 2 jadi berapa?)
Jawaban: Hiji (satu). Alasannya karena dalam bahasa Sunda, dikali artinya digali, jadi ubi 3 digali 2 sisa 1.
Contoh 4
Aya manuk hiber 5, dibedil beunang 2, nyesa sabarahiji? (ada 5 ekor burung terbang, ditembak dapat 2 ekor. Sisa berapa ekor?)
Jawaban: 2, karena yang 3 ekor kabur sedangkan yang 2 jatuh.
Contoh 5
Pago naon nu bisa ngomong? (pago apa yang bisa bicara? Pago dalam bahasa Sunda adalah rak piring)
ADVERTISEMENT
Jawaban: Pagojali (pak Gojali).
Contoh 6
Bodas, leutik, galak. Naon? (putih, kecil, galak. Apa?)
Jawaban: Remeh dina kumis mitoha (Butir nasi di kumis mertua).
Contoh 7
Tanda baca naon nu bisa nyanyi? (tanda bacaa apa yang bisa bernyanyi?)
Jawaban: Titik Puspa.
Contoh 8
Jam naon anu bisa nembang? (jam apa yang bisa menyanyi?)
jawabannya : Jamrud
Contoh 9
Piring naon anu bisa nempo bulan pas peuting? (piring apa yang bisa melihat bulan pas malam hari?)
Jawaban: Piring bolong.
Contoh 10
Asup tarik kaluar laun? (masuk cepat dan pada saat keluar pelan-pelan?)
Jawaban: Leho (Ingus).
Contoh 11
Di cabak aya di lieuk eweh? (diraba ada, namun pada saat ditengok tidak ada?)
ADVERTISEMENT
Jawaban: Teuli (telinga).
Contoh 12
Di takol nyendol, teu di takol nyendol? (dipukul benjol, tidak dipukul juga benjol?)
Jawaban: Gong.
Contoh 13
Oray hejo panonna loba? (ular hijau yang matanya banyak?)
Jawaban: Peuteuy (Petay).
Contoh 14
Nini bongkok kumaha sarena? (nenek bungkuk tidurnya gimana?)
Jawaban: Peureum (memejamkan mata).
Contoh 15
Diusap, diangkat terus di asupkeun? (dielus, diangkat terus dimasukin?)
Jawaban: Kacamata.
(NDA)