Konten dari Pengguna

Mengenal Walighah, Sosok Istri Nabi Nuh yang Durhaka

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 April 2023 8:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi istri Nabi Nuh yang durhaka, foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi istri Nabi Nuh yang durhaka, foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tak hanya memaparkan perempuan-perempuan solehah, Alquran juga menceritakan mengenai kisah para perempuan yang ingkar terhadap Allah. Salah satu kisah yang terkenal adalah istri Nabi Nuh yang durhaka.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Nabi Nuh dan Nabi Hud: Seri Kisah Para Nabi untuk Anak karya Hamid Ahmad, Nabi Nuh merupakan seorang Nabi yang diutus oleh Allah untuk kaum Politeisme, yakni orang-orang yang menyembah berhala.
Selama berdakwah, Nabi Nuh mendapatkan banyak pertentangan. Gambaran singkat perjuangannya terangkum dalam surat Al-Ankabut ayat 14.
“Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Ankabut: 14)
Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa mengirimkan banjir bandang kepada orang-orang yang mengingkari dan menyakiti hati Nabi Nuh, termasuk istri Nabi Nuh sendiri. Kedurhakaan seperti apa yang dilakukan istri Nabi Nuh?
ADVERTISEMENT

Kisah Istri Nabi Nuh yang Durhaka

Ilustrasi istri Nabi Nuh yang durhaka, foto: Pixabay
Mengutip buku 70 Kisah Teladan Berdasarkan Alquran oleh Mustafa Murad, dari banyak ayat Alquran yang menceritakan kisah Nabi Nuh, Allah hanya menyebut istri Nabi Nuh yang durhaka dalam satu ayat, yakni surat At-Tahrim ayat 10.
"Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". (Qs. At-Tahrim:10)
Melalui ayat ini, Allah menjadikan istri Nabi Nuh sebagai perumpamaan orang-orang kafir. Kedurhakaan yang telah dilakukan oleh istri Nabi Nuh membuat Allah murka, hingga Dia memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
ADVERTISEMENT
Menurut para mufassirin dalam buku Istri-istri Para Nabi karya Ahmad Khalil jam'ah, istri Nabi Nuh bernama Walighah. Saat Nabi Nuh mulai berdakwah, Walighah mengikuti kaum yang menolak ajakan untuk beriman kepada Allah.
"Aku tidak akan meninggalkan Tuhanku,” ucap Walighah ketika diajak untuk meninggalkan berhala dan beriman kepada Allah.
Tidak hanya menolak ajaran Nabi Nuh, Walighah juga mempengaruhi anaknya yang bernama Kan’an untuk tidak mendengarkan ajakan ayahnya. Walighah berkata, "Wahai anakku, jangan engkau dengarkan dia (Nabi Nuh)".
Namun, Nabi Nuh tidak menyerah. Beliau terus melakukan dakwahnya selama ratusan tahun serta selalu mengajak Waliah untuk berpaling dari berhala dan menyembah Allah.
Suatu saat, Nabi Nuh mendapat perintah dari Allah untuk membuat bahtera dengan ukuran sangat besar. Selama proses pembuatan, hinaan kembali diterima Nabi Nuh yang dianggap sebagai orang gila karena membuat bahtera di tengah padang pasir.
ADVERTISEMENT
Hingga suatu hari Walighah berkata kepadanya, "Wahai Nuh, tidakkah engkau puas menjalani hidup yang panjang dan melelahkan ini? Hentikan perkataan dan perbuatanmu, engkau telah dianggap sebagai orang yang gila."
Pernyataan istrinya tersebut membuat Nabi Nuh semakin merasa sedih. Kemudian beliau berdoa kepada Allah dengan berkata:
Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).” (Qs. Al-Qamar: 10)
Kemudian, Allah pun menurunkan Azab kepada kaum Nabi Nuh yang tidak beriman berupa banjir bandang. Allah menghanyutkan mereka semua, termasuk istri dan anak Nabi Nuh. Melihat anak dan istrinya terseret banjir, Nabi Nuh hanya bisa menangis.
(PHR)