Konten dari Pengguna

Mengenal Watake Arjuna dalam Lakon Arjuna Wiwaha Karya Mpu Kanwa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Maret 2022 9:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Arjuna. Foto: unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Arjuna. Foto: unsplash
ADVERTISEMENT
Watake Arjuna dalam wayang kulit digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut dan bijaksana. Ia memiliki postur tubuh yang gagah perkasa, sehingga amat pandai dalam menggunakan pedang dan senjata lainnya.
ADVERTISEMENT
Arjuna adalah nama seorang tokoh pewayangan protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai anggota Pandawa yang memiliki paras tampan dan menawan.
Dalam Mahabharata, diriwayatkan bahwa Arjuna merupakan putra Prabu Pandu, raja di Hastinapura yang menikah dengan Kunti atau Petra. Dijelaskan oleh Novia Devianti dalam jurnalnya yang berjudul Karakter Tokoh Arjuna dalam Buku Ilustrasi Lakon Wayang Arjuna Wiwaha (2019), kisah tentang Arjuna telah banyak disebutkan dalam kitab terdahulu.
Salah satunya terdapat dalam Lakon Arjuna Wiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa. Bagaimana kisah lengkapnya?

Lakon Arjuna Wiwaha

Lakon Arjuna Wiwaha merupakan kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Secara bahasa, wiwaha sendiri berarti wisuda atau pengangkatan.
Ilustrasi Arjuna. Foto: pixabay
Karya sastra ini ditulis oleh Mpu Kanwa, seorang ahli syair dan filsafat pada masa pemerintahan Prabu Airlangga. Ia menulis lakon ini mengutip dari kitab Mahabharata parwa ke-3 yang membahas tentang pemusnahan sang Miraksasaraja Prabu Nirwatakawaca.
ADVERTISEMENT
Dalam Lakon tersebut, terdapat nilai-nilai penting yang bisa dimaknai oleh pembaca. Watake Arjuna yang begitu tulus, bersih, dan lemah lembut bisa menjadi teladan bagi umat manusia.
Dalam Arjuna Wiwaha, diceritakan bahwa Arjuna pernah diuji oleh Batara Guru dengan cara mengirimkan tujuh bidadari untuk menggoda pertapaannya. Namun, cara ini tidak berhasil sama sekali.
Arjuna tidak bergeming bahkan tidak tergoda oleh kecantikan ketujuh bidadari tersebut. Justru ketujuh bidadari itulah yang jatuh hati kepada Arjuna.
Mengutip jurnal berjudul Kakawin Arjuna Wiwaha: Kajian Teologi Hindu karya Ida Made Windya, secara struktural, Kakawin Arjuna Wiwaha terdiri dari 36 pupuh, 354 bait, dan 24 macam metrum. Di Bali, Kakawin ini sering dibacakan dalam perkumpulan mabebasan.
Ilustrasi Arjuna. Foto: unsplash
Satu bait atau lebih dari Kakawin Arjuna Wiwaha biasa digunakan pada upacara keagamaan yang berhubungan dengan Dewa Yanya. Tidak hanya berisi ajaran agama, Kakawin Arjuna Wiwaha juga memuat ajaran Karma Phala.
ADVERTISEMENT
Ajaran ini merupakan kontrol dari manusia agar selalu melakukan dan menanamkan perbuatan-perbuatan baik. Hal ini tersirat dalam Sarasamuccaya Sloka 2 dan 3 berikut:
"Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumawayaken ikang subha asubhakarma, kuneng panentasakena ring subhakarma juga ikang asubhakarma phalaning dadi wwang" (Menaka, 1985:17)
Artinya: “Di antara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah, yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah ke dalam perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu, demikianlah gunanya menjadi manusia.”
Karma Phala menjadi ajaran pokok yang memperbaiki moral dan etika manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memahami hakekat Karma Phala, manusia tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan tercela lagi.
(MSD)