Mengenal Zainab binti Muhammad, Kisah Cinta, dan Keteguhan Iman

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Maret 2023 15:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Zainab binti Muhammad, foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Zainab binti Muhammad, foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Zainab binti Muhammad merupakan putri pertama dari pasangan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah. Zainab dikenal sebagai sosok inspiratif yang baik, tulus, setia dan teguh imannya.
ADVERTISEMENT
Kisah perjalanan hidup Zainab bersama suaminya banyak menjadi inspirasi pasangan muslim. Zainab dengan keteguhan iman mampu menunjukkan bahwa cinta kepada Allah SWT akan melebihi cinta kepada makhluk.
Meskipun sudah lebih 15 abad berlalu, sosok Zainab masih menjadi tokoh wanita panutan dan kisahnya harum sepanjang zaman.

Perjalanan Cinta Zainab binti Muhammad

Zainab binti Muhammad, foto: Unsplash
Mengutip buku Para Perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW karya M. Ibrahim Saliim, perjalanan cinta Zainab binti Muhammad dimulai saat ia dijodohkan dengan anak bibi ibunya yang bernama Abu Al-Ash bin Rabi.
Keduanya melangsungkan pernikahan sesuai dengan adat, karena pada saat itu Nabi Muhammad SAW belum diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT.
Zainab dan Abu Al-Ash hidup bahagia serta saling mencintai sebagai pasangan. Hingga, datanglah perintah Allah SWT untuk meninggalkan agama terdahulu dan menuju cahaya Islam.
ADVERTISEMENT
Zainab binti Muhammad termasuk ke dalam orang-orang terdahulu dalam memeluk Islam. Sementara itu, suaminya enggan untuk mengikuti ajakan dari ayah mertuanya tersebut.
Karena hal ini, Zainab berkata kepada suaminya "Wahai suamiku, tidak ada pilihan lain selagi kamu tetap teguh dengan agamamu. Pulangkan saja aku pada ayahku atau masuk Islam bersamaku sebab Zainab sudah tidak halal lagi bagimu, kecuali jika kamu mau beriman sebagaimana aku".
Akhirnya, dengan berat hati Abu Al-Ash pun mengantarkan Zainab kembali kepada Rasulullah SAW. Namun, hati mereka masing saling mencintai dan mengingkari perpisahan tersebut.
Pada suatu hari, terjadi peperangan antara kaum Quraisy dengan pasukan Muslim. Pada peperangan tersebut, kaum Quraisy dapat dikalahkan dan beberapa orang dari pasukan mereka menjadi tahanan termasuk Abu Al-Ash.
ADVERTISEMENT
Pada saat orang-orang Quraisy menebus tawanan-tawanan tersebut dengan harta benda, Zainab pun mengirim harta dan kalungnya untuk menebus Abu Al-Ash. Tindakan itu diketahui oleh Rasulullah SAW, hingga beliau bertanya kepada para sahabatnya.
"Bagaimana menurut kalian, jika untuk membebaskan tawanan yang ditebus oleh Zainab dengan mengembalikan uang tebusannya?" kata Rasulullah. Kemudian para sahabat menyetujui untuk membebaskan Abu Al-Ash dengan mengembalikan uang dan kalung Zainab.
Zainab binti Muhammad, foto: Unsplash
Lalu, Zainab pun mengantarkan Abu Al-Ash kembali ke Mekkah. Dalam perjalanan kembali ke Mekkah, Abu Al-Ash terus memikirkan ketulusan cinta Zainab. Meskipun mereka sudah tidak menjadi pasangan, Zainab rela memberikan tebusan untuknya.
Sesampainya di Mekkah, Abu Al-Ash mempersilahkan Zainab untuk kembali ke Madinah. Namun, Abu Al-Ash tidak sanggup menahan air matanya saat harus membiarkan Zainab untuk pergi kedua kalinya.
ADVERTISEMENT
Tahun demi tahun, Zainab berusaha menahan perasaan cinta dan rindu kepada suaminya. Ia menyadari bahwa cintanya kepada Allah adalah lebih tinggi dibandingkan dengan cintanya kepada makhluk.
Hingga suatu hari, Abu Al-Ash pergi ke Syam untuk melakukan perniagaan. Kemudian di tengah jalan, ia bertemu dengan tentara Sari’ah yang merampas semua hartanya termasuk orang yang dibawanya.
Di tengah kebingungan tersebut, ia teringat kepada Zainab. Lalu ia pun datang ke Madinah untuk meminta bantuan dan suaka kepada Zainab.
Zainab langsung memberikan suakanya dan mengembalikan semua rampasan milik Abu Al-Ash. Setelah itu, Abu Al-Ash kembali ke Mekkah dan membagikan harta yang ia miliki kepada orang yang berhak.
Setelah selesai membagi semuanya, ia berdiri dan berkata "Wahai kaum Quraisy apakah masih ada harta kalian yang bersamaku?" mereka menjawab "Tidak". Selepas itu, Abu Al-Ash mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan orang-orang Quraisy.
ADVERTISEMENT
Setelah masuk Islam, Abu Al-Ash kembali menuju Madinah untuk menemui Zainab. Akhirnya, Rasulullah SAW pun menyatukan kembali keduanya menjadi pasangan.
Abu Al-Ash dan Zainab sangat berbahagia dengan hal itu hingga Abu Al-Ash senantiasa memuji dan membahagiakan Zainab. Namun, tidak lama dari pertemuan tersebut, ajal menjemput Zainab.
Abu Al Ash pun merasa terpukul dengan peristiwa itu. Setelah kematian Zainab, Abu Al-Ash selalu mengenangnya sebagai istri yang setia, tulus, dan teguh keimanannya.
(PHR)