Mengetahui Usia Alam Semesta Menurut Teori Astronomi dan Kosmologi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
1 November 2022 18:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi alam semesta. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alam semesta. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Struktur dan evolusi alam semesta secara keseluruhan dibahas dalam ilmu kosmologi. Ilmu ini membahas banyak hal, termasuk usia alam semesta, berapa ukurannya, bagaimana bentuknya, dan hal lainnya.
ADVERTISEMENT
Sampai awal abad ke-19, para ilmuwan menganggap bahwa alam semesta itu bersifat abadi dan statis. Dijelaskan dalam buku Dinamika Keilmuan Islam di Masa Pandemi karya Dr. Thoat Stiawan, dkk., pemahaman ini dikenal dengan teori keadaan tetap (steady state theory).
Barulah pada tahun 1927, George Lemaitre mengusulkan bahwa alam semesta itu berkembang. Sejak saat itu, subjek asal-usul alam semesta telah memasuki pembahasan baru dalam ilmu pengetahuan modern.
Proses penciptaan alam semesta disebutkan terjadi sebelum manusia ada. Lalu, berapa usia alam semesta yang sebenarnya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasannya dalam artikel berikut ini.

Usia Alam Semesta

Perkiraan usia alam semesta bergantung pada Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) NASA. Pada tahun 2013, teleskop Planck ESA memperkirakan bahwa alam semesta berusia 13,82 miliar tahun.
Ilustrasi alam semesta. Foto: pixabay
Perkiraan ini didasarkan pada peta yang dibuat dari latar belakang gelombang mikro kosmik. Pada 2016, NASA mengumumkan bahwa alam semesta berusia 13,77 miliar tahun menurut data dari WMAP.
ADVERTISEMENT
Namun di tahun 2019, sebuah penelitian menunjukkan bahwa alam semesta sebenarnya berusia 2 miliar tahun lebih muda dari yang diyakini sebelumnya. Memang ada margin error untuk perkiraan usia alam semesta ini.
Dijelaskan dalam buku Menjelajahi Alam Semesta karya Taufiq Hidayat (2022), perkiraan ini juga tertuang dalam banyak situs yang mengatakan bahwa alam semesta berusia 13,7 miliar tahun.
Saat ini masih terjadi kontroversi mengenai tingkat ekspansi alam semesta. Latar belakang mikro kosmik menetapkan bahwa nilai tingkat ekspansi alamnya mendekati 67 km/d/Mpc (kilometer per detik per megaparsec).
Berbeda dengan perkiraan tersebut, Dr. Freedman justru mengatakan bahwa usia alam semesta berkisar antara 8-12 milyar tahun. Prediksi ini didasarkan pada kerapatan alam semesta itu sendiri.
Ilustrasi galaksi. Foto: pixabay
Usaha pengukuran usia alam semesta telah cukup banyak dilakukan. Tim astronom memiliki perkiraan yang serupa dengan tim yang dibentuk oleh George Jacoby (Kitt Peak National Observatory) menggunakan planetary nebula sebagai penentu jaraknya.
ADVERTISEMENT
Planetary nebula adalah selubung materi yang dilontarkan oleh bintang tua bermassa rendah. Bintang ini bercahaya karena diionisasi oleh radiasi ultraviolet dari inti bintang yang tersisa akibat pelontaran massa tersebut.
Pada akhirnya, usaha pengukuran usia alam semesta dimaksimalkan lagi oleh tim astronom yang berasal dari Observatorium Mauna Kea, Hawaii. Meraka mendapatkan usia alam semesta sekitar 7 milyar tahun.
(MSD)