Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Metode dan Keistimewaan Tafsir Ibnu Katsir
9 Maret 2021 13:22 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tafsīr al-Qur’ān al-Adzīm atau yang disebut Tafsir Ibnu Katsir menjadi salah salah kitab yang banyak dijadikan rujukan dalam tafsir Alquran. Sebab tafsir ini memiliki keistimewaan dibandingkan kitab tafsir lainnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip Melacak Unsur-unsur Israiliyat dalam Tafsir Ath Thobari dan Tafsir Ibnu Katsir tulisan Rosihon Anwar (1999), Al-Suyuti bahkan pernah memuji bahwa Tafsir Ibnu Katsir tidak ada duanya. Belum ada kitab tafsir yang sistematika dan karakteristiknya mampu menyamainya.
Namun, mengapa umat Islam memerlukan tafsir? Bukankah Allah SWT telah menurunkan Alquran yang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari? Mengutip M. Quraish Shihab dalam buku Membumikan Alquran (1992), Muhammad Arkon, seorang pemikir Aljazair kontemporer mengatakan bahwa Alquran memberikan kemungkinan-kemungkinan arti yang tidak terbatas.
Maksudnya, Alquran memang telah sempurna, namun pemahaman manusia memiliki keterbatasan. Tafsir pun diperlukan untuk menemukan makna firman Allah SWT. Tidak semua orang diberi kebebasan menafsirkan Alquran, hanya para mufassiriin-lah yang mempunyai kewenangan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Hikmah dalam Tafsir Ibnu Katsir (2020: 48), Ibnu Katsir yang dilahirkan pada 701 H merupakan pakar terkemuka dalam bidang ilmu tafsir, ilmu hadis, sejarah, dan fikih. Beliau berguru pada Burhanuddin al-Fazari, seorang ulama terkemuka dalam Mazhab Syafi’i. Oleh sebab itu keilmuannya tidak diragukan lagi.
Metode Tafsir Ibnu Katsir
Mengutip buku Pernikahan Beda Agama dalam Alquran tulisan Syamruddin Nasution (2011: 58), metode yang digunakan Ibnu Katsir adalah dengan menafsirkan ayat Alquran dengan ayat Alquran. Sebab keterangan pada suatu ayat yang disebutkan Allah SWT secara global dapat ditemukan rinciannya pada ayat yang lain. Dan inilah metode tafsir terbaik.
Mengutip Sejarah Pengantar Ilmu Tafsir Ibnu Taimiyah tulisan Syaekh Muhammad Shalih Al-Utsaimin (2014), Syeikh Islam Ibnu Taimiyah mengatakan metode tafsir yang paling bagus dan paling utama yaitu menafsirkan ayat dengan ayat lain.
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan tafsir, jika Ibnu Katsir tidak dapat menemukan rinciannya dalam Alquran, maka beliau akan mencarinya dalam as-Sunnah, karena sunnah adalah penjelas bagi Alquran yang berasal dari Rasulullah SAW. Apabila tidak ditemukan dalam Alquran maupun Sunnah, maka beliau merujuk kepada ucapan para sahabat Nabi.
Bila masih belum menemukan penjelasannya, Ibnu Katsir akan menafsirkan ayat Alquran dengan memperhatikan pendapat tabi’in, kemudian pendapat ulama. Dan yang terakhir adalah menafsrikan ayat dengan pribadinya.
Keistimewaan Tafsir Ibnu Katsir
Selain menafsirkan ayat Alquran dengan ayat Alquran, Tafsir Ibnu Katsir memiliki beragam keistimewaan lainnya. Berikut ini adalah keistimewaannya dikutip dari buku Tafsir Wal Mufassirun tulisan Muhammad Sofyan (2015):
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.