Konten dari Pengguna

Nabi Muhammad Diutus Allah untuk Apa? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 Februari 2023 18:42 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nabi Muhammad diutus Allah untuk, foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Nabi Muhammad diutus Allah untuk, foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang wajib dijadikan suri tauladan bagi umat manusia. Di dalam Al-Quran juga ditegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus Allah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Allah melalui firman-Nya dalam surat Al-Anbiya ayat 107 yang berbunyi:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam," (Qs. Al-Anbiya: 107)
Ini hanya salah satu dari banyak tugas yang Allah berikan kepada Rasulullah SAW. Apa saja tugas Nabi Muhammad SAW di muka bumi?

Tugas Nabi Muhammad

1. Berdakwah

Menurut Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam buku Ar Rasul Wa Risalah, tugas Nabi Muhammad SAW di muka bumi telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadit. Salah satunya adalah melakukan dakwah, menyeru manusia pada kebenaran, dan mencegah kemungkaran.
Allah berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir," (QS. Al-Maidah: 67)
Tidak semua orang mampu untuk berdakwah kepada sesama manusia. Apalagi kondisi manusia saat itu benar-benar berada dalam kesesatan. Itu mengapa Allah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai orang terpilih untuk mengemban amanat tersebut.
Meskipun pada perjalanannya ada banyak sekali ujian dan ancaman yang diterima, Rasulullah tetap teguh pada perintah Allah SWT.

2. Memberikan Kabar Gembira dan Peringatan

Nabi Muhammad diutus Allah untuk, foto: PIxabay
Allah menugaskan Nabi Muhammad untuk membawa kabar gembira sekaligus peringatan kepada umat manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 56 yang bunyinya:
ADVERTISEMENT
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ وَيُجَادِلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوْا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوْٓا اٰيٰتِيْ وَمَآ اُنْذِرُوْا هُزُوًا
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan; tetapi orang yang kafir membantah dengan (cara) yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak (kebenaran), dan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan apa yang diperingatkan terhadap mereka sebagai olok-olokan." (Qs. Al-Kahfi:56)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya perumpamaan aku dan tugas yang Allah SWT utuskan padaku seperti orang yang datang kepada suatu kaum. Ia berkata: "Wahai kaum, sungguh aku melihat pasukan dengan kedua mataku. Aku memberi peringatan, selamatkan diri kalian." Sebagian kamu menaati, lalu mereka pergi dan selamat. Sebagian lainnya mendustakan. Mereka tetap di tempat mereka. Lalu pasukan menyerang mereka di waktu pagi dan menghancurkan mereka. Ini adalah perumpamaan antara orang yang taat kepadaku lalu mengikuti risalah yang aku bawa dan yang menentang dan mendustakan kebenaran risalah yang aku bawa." (HR. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT

3. Membawa Manusia pada Cahaya

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Jumu'ah ayat 2 yang berbunyi:
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ
Artinya: "Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (snnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (Qs. Al-Jumu'ah:2)
Rasulullah mengajarkan manusia cara agar keluar dari kegelapan menuju pada jalan yang diridhai Allah SWT. Beliau memperkenalkan manusia kepada Tuhan, sifat-sifat-Nya, kitab-Nya, cara beribadah, dan mengajari hal-hal bermanfaat.

4. Meluruskan Aqidah

Melihat pada asal penciptaannya, manusia terlahir dengan aqidah yang lurus. Akan tetapi, lingkungan sekitar, perselisihan, dan bisikan setan telah menyesatkan manusia dari kebenaran.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, Allah mengutus para Rasul untuk membawa manusia kembali ke jalan yang benar. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT melalui surat Al-Baqarah ayat 213.
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Artinya: "Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
ADVERTISEMENT
Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus." (Qs. Al-Baqarah: 213)
Setiap Rasul yang diutus Allah untuk suatu kaum memiliki tujuan yang sama, yakni membawa manusia kembali ke jalan dan aqidah yang lurus. Begitu pula dengan Nabi Muhammad SAW.

5. Menjadi Hujjah

Nabi Muhammad diutus Allah untuk, foto: PIxabay
Seandainya Allah SWT tidak mengutus para Rasul, niscaya pada hari kiamat mereka akan membantah apa yang sudah ditetapkan. Mereka berdalih, Allah tidak berhak menghukum atas mereka dikarenakan mereka tidak mengerti bahwa yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan.
ADVERTISEMENT
Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 134 yang berbunyi:
وَلَوْ اَنَّآ اَهْلَكْنٰهُمْ بِعَذَابٍ مِّنْ قَبْلِهٖ لَقَالُوْا رَبَّنَا لَوْلَآ اَرْسَلْتَ اِلَيْنَا رَسُوْلًا فَنَتَّبِعَ اٰيٰتِكَ مِنْ قَبْلِ اَنْ نَّذِلَّ وَنَخْزٰى
Artinya: "Dan kalau mereka Kami binasakan dengan suatu siksaan sebelumnya (Al-Qur'an itu diturunkan), tentulah mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina dan rendah?” (Qs. Thaha: 134)
Oleh karena itulah Allah SWT pada hari kiamat akan mengumpulkan manusia bersama dengan Nabi dan Rasul yang diutus kepada mereka. Hal ini bertujuan agar mereka tidak mengingkari peringatan yang sudah Allah berikan.

6. Menjadi Rahmat bagi Seluruh Alam

Menurut jurnal ilmiah berjudul Otentisitas Risalah Kenabian oleh Arif Nur Safri, Rasulullah SAW diperintahkan Allah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al Anbiya ayat 107.
ADVERTISEMENT
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam," (Qs. Al-Anbiya: 107)
Makna rahmat dalam hadits tersebut adalah kasih sayang. Rasulullah SAW diperintahkan Allah untuk menebar kasih sayang kepada seluruh makhluk di bumi.
Sedangkan kata 'alam' pada ayat tersebut menurut para ahli tafsir bermakna seluruh ciptaan Allah, baik yang tampak maupun yang tidak. Oleh karenanya, rahmat yang dibebankan kepada Nabi Muhammad SAW tidak hanya meliputi umat Islam, namun untuk seluruh makhluk, termasuk orang yang tidak beriman.
(PHR)